Rantauprapat, 27/4 (Antarasumut) - Aktivis lingkungan yang tergabung dalam Perkumpulan Hijau melakukan rehabilitasi mangrove (bakau) di kawasan pesisir pantai Kabupaten Labuhanbatu untuk mengantisipasi semakin rusaknya kawasan hutan di daerah itu.

"Saat ini kondisi hutan bakau mengkhawatirkan. Kerusakan itu diakibat perambahan dan alih fungsi secara ilegal," kata Koordinator Perkumpulan Hijau, MQ Rudhy di Rantauprapat, Kamis.

Ia mengatakan, program rehabilitasi berupa penanaman dan penyisipan bibit bakau di Dusun III Desa Sei Tawar, Kecamatan Panai Hilir ini adalah inisiatif pengiat dengan melibatkan warga setempat. 

Mereka diajak berperan langsung untuk mengawasi kawasan hutan bakau dari aktivitas ilegal. Namun, yang terpenting adalah membangun kesadaran masyarakat karena mereka adalah kunci utama untuk menyelamatkannya.

Kegiatan pemantauan kawasan hutan bakau di Kecamatan Panai Hilir ini, tutur Rudy, sudah dilakukan sejak tiga tahun silam. Namun, pada saat itu masih melakukan identifikasi masalah dan melakukan pendekatan kelompok dengan konsep kerja kolektif dan swadaya.

Selain itu, pegiat mendampingi dan memberdayakan kelompok masyarakat secara bertahap untuk memanfaatkan hutan secara lestari. Yakni, dengan memanfaatkan tumbuhan liar seperti buah pidada. 

Buah pidada yang banyak tumbuh  di kawasan pesisir pantai tropis ini, sangat potensial dan bernilai ekonomis jika dijadikan makanan, seperti Jenang, Kerupuk, Sirup dan Dodol.

Pewarta: Kurnia Hamdani

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2017