Medan, 24/4 (Antara) - Andi Lala (34) warga Desa Sekip, Kecamatan Lubuk Pakam, Kabupaten Deliserdang, Provinsi Sumatera Utara, yang menjadi tersangka utama pembunuhan satu keluarga di Kelurahan Mabar, adalah orang yang tergolong berkepribadian antisosial.
"Selain itu, Andi Lala juga tidak memiliki rasa empati kepada orang lain, tindakan yang dia lakukan sangat berani, serta tidak dapat dikendalikan," kata Psikolog Universitas Medan Area (UMA) Dr Netti Damayanti, SPsi, MPsi di Medan, Senin.
Oleh karena itu, menurut dia, tidak mengherankan Andi Laga dengan tega melakukan pembantaian sadis terhadap satu keluarga tersebut, hanya karena dipicu rasa dendam selama ini.
"Andi Lala, tidak ada merasa kesal sedikipun setelah melakukan tidakan kriminal kepada orang lain, dan pelanggaran hukum," ujar Damayanti.
Ia menyebutkan, beberapa gejala yang dimiliki orang yang berperilaku antisosial itu adalah mudah tersinggung, mau menang sendiri atau egois, serta melakukan kekerasan kepada orang lain.
Sehubungan dengan itu, orang yang berperilaku seperti tersebut harus dicermati sehingga tidak akan merugikan diri sendiri mau pun masyarakat.
"Jadi, perlu diwaspadai orang yang berperilaku antisosial dan mengalami gangguan kepribadian itu," ucap dia.
Damayanti menjelaskan, tersangka Andi Lala tidak termasuk kategori psikopat karena yang psikopat bukan berarti mengalami gangguan kejiwaan.
"Psikopat, jika mereka memiliki anak, biasanya akan ditelantarkan, sering melakukan tindakan kekerasan, serta berprilaku sangat keji," katanya.
Ketika ditanyakan gejala kepribadian antisosial, Damayanti mengatakan, kondisi itu bisa muncul sejak anak-anak di keluarga, pengaruh kehidupan masyarakat, dan juga akibat ketergantungan narkoba.
"Jadi gangguan kepribadian antisosial itu, bisa timbul akibat traumatis masa kecil, latar belakang keluarga yang tidak harmonis, dan perilaku mental kurang baik di masyarakat," kata Dosen Psikologi UMA itu.
Sebelumnya, Polda Sumatera Utara menangkap Andi Lala dalam kasus pembunuhan satu keluarga di Kelurahan Mabar, Kecamatan Medan Deli yang terjadi pada 9 April 2017.
Dalam peristiwa itu lima orang tewas, yakni Riyanto (40) dan isterinya Riyani (35), dua anaknya Syafa Fadillah Hinaya (15) dan Gilang Laksono (11) dan mertuanya bernama Marni (60).
Selain itu, puteri bungsu korban bernama Kinara (4) juga ditemukan dalam kritis dan dibawa untuk menjalani perawatan di RS Bhayangkara Medan.
Selain itu, Andi Lala juga pernah melakukan pembunuhan berencana pada Juli tahun 2015, tepatnya bulan Ramadhan terhadap Suherwan alias Iwan Kakek di Lubuk Pakam.
Pembunuhan tersebut dilakukan Andi Lala pada malam hari di rumahnya di Desa Sekip, Kecamatan Lubuk Pakam, Kabupaten Deliserdang.
Pembunuhan pertama itu bermotifkan balas dendam karena korban diketahui memiliki hubungan intim dengan isteri Andi Lala berinisial RS.
Dalam pembunuhan berencana itu, Andi Lala dibantu isterinya dan tersangka lain bernama Irfan.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2017
"Selain itu, Andi Lala juga tidak memiliki rasa empati kepada orang lain, tindakan yang dia lakukan sangat berani, serta tidak dapat dikendalikan," kata Psikolog Universitas Medan Area (UMA) Dr Netti Damayanti, SPsi, MPsi di Medan, Senin.
Oleh karena itu, menurut dia, tidak mengherankan Andi Laga dengan tega melakukan pembantaian sadis terhadap satu keluarga tersebut, hanya karena dipicu rasa dendam selama ini.
"Andi Lala, tidak ada merasa kesal sedikipun setelah melakukan tidakan kriminal kepada orang lain, dan pelanggaran hukum," ujar Damayanti.
Ia menyebutkan, beberapa gejala yang dimiliki orang yang berperilaku antisosial itu adalah mudah tersinggung, mau menang sendiri atau egois, serta melakukan kekerasan kepada orang lain.
Sehubungan dengan itu, orang yang berperilaku seperti tersebut harus dicermati sehingga tidak akan merugikan diri sendiri mau pun masyarakat.
"Jadi, perlu diwaspadai orang yang berperilaku antisosial dan mengalami gangguan kepribadian itu," ucap dia.
Damayanti menjelaskan, tersangka Andi Lala tidak termasuk kategori psikopat karena yang psikopat bukan berarti mengalami gangguan kejiwaan.
"Psikopat, jika mereka memiliki anak, biasanya akan ditelantarkan, sering melakukan tindakan kekerasan, serta berprilaku sangat keji," katanya.
Ketika ditanyakan gejala kepribadian antisosial, Damayanti mengatakan, kondisi itu bisa muncul sejak anak-anak di keluarga, pengaruh kehidupan masyarakat, dan juga akibat ketergantungan narkoba.
"Jadi gangguan kepribadian antisosial itu, bisa timbul akibat traumatis masa kecil, latar belakang keluarga yang tidak harmonis, dan perilaku mental kurang baik di masyarakat," kata Dosen Psikologi UMA itu.
Sebelumnya, Polda Sumatera Utara menangkap Andi Lala dalam kasus pembunuhan satu keluarga di Kelurahan Mabar, Kecamatan Medan Deli yang terjadi pada 9 April 2017.
Dalam peristiwa itu lima orang tewas, yakni Riyanto (40) dan isterinya Riyani (35), dua anaknya Syafa Fadillah Hinaya (15) dan Gilang Laksono (11) dan mertuanya bernama Marni (60).
Selain itu, puteri bungsu korban bernama Kinara (4) juga ditemukan dalam kritis dan dibawa untuk menjalani perawatan di RS Bhayangkara Medan.
Selain itu, Andi Lala juga pernah melakukan pembunuhan berencana pada Juli tahun 2015, tepatnya bulan Ramadhan terhadap Suherwan alias Iwan Kakek di Lubuk Pakam.
Pembunuhan tersebut dilakukan Andi Lala pada malam hari di rumahnya di Desa Sekip, Kecamatan Lubuk Pakam, Kabupaten Deliserdang.
Pembunuhan pertama itu bermotifkan balas dendam karena korban diketahui memiliki hubungan intim dengan isteri Andi Lala berinisial RS.
Dalam pembunuhan berencana itu, Andi Lala dibantu isterinya dan tersangka lain bernama Irfan.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2017