Sipirok,14/4(Antarasumut)-Masyarakat petani Kecamatan Sipirok, Tapanuli Selatan mengeluhkan harga khususnya komoditi cabai keriting di daerah itu.

"Harga di pengumpul masih bertahan dikisaran Rp 18 ribu per kilo," kata Syahrin SY Hutasuhut, seorang petani cabai, di Sipirok, kepada Antara, Jumat.

Menurut dia anjloknya harga cabai keriting varietas Kopay (Kota Payakumbuh) dengan cara cocok tanam klinik kembang langit itu sejak memasuki awal bulan April.

Sementara untuk harga ecer cabai keriting dipasar tradisional Sipirok dikisaran Rp 25 ribu per kilonya, sesuai dikatakan salah seorang pedagang cabai pasar Sipirok, Muhammad Soum.

"Cabai keriting kering Thailand dikisaran Rp 270 ribu per karung atau 10 kilo ditambah membanjirnya produksi cabai lokal faktor penyebab anjloknya harga,"katanya.

"Akhir tahun 2016 lalu sempat perkilonya Rp 80 ribu turun Rp 60 ribu perkilo turun lagi Rp 40 ribu perkilo turun keangka Rp 30 ribu perkilo lalu Rp 20 ribu per kilo terakhir bertahan Rp 13 ribu per kilonya,"jelasnya.

Pria dua anak tersebut berharap harga produksi cabai keriting khususnya di ibukota Tapanuli Selatan, Sipirok bisa kembali naik .

"Harapan harga cabai keriting ditingkat pengumpul bisa diatas Rp 25 ribu per kilonya agar bisa menyimpan untung dari hasil panen cabai tersebut," ujarnya.

Pewarta: Kodir pohan

Editor : Akung


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2017