Medan, 9/2 (antarasumut) - Jalan lintas yang menghubungkan Kabupaten Toba Samosir dan Labuhanbatu Utara, Provinsi Sumatera Utara perlu diprioritaskan untuk diperbaiki karena sangat penting bagi masyarakat di kedua daerah.
"Akses jalannya sangat penting, termasuk dalam pengembanga Danau Toba," kata anggota Komisi D DPRD Sumut Zeira Salim Ritonga di Medan, Kamis.
Menurut Zeira, jalan lintas itu berada di kawasan Aek Kota Batu yang tembus dari Kabupaten Toba Samosir (Tobasa) menuju Labuhanbatu Utara (Labura).
Dengan panjang 32 km, jalan lintas tersebut melintasi Kecamatan Aek Natas dan Kecamatan Na IX-X serta menjadi jalur terdekat menuju Tobasa, termasuk ketika ingin menuu Provinsi Riau.
Sebelumnya, jalan tersebut berstatus jalan negara, tetapi belakangan ini diturunkan menjadi jalan provinsi sehingga perbaikannya menjadi tanggung jawab Pemprov Sumut.
Keberadaan jalan lintas tersebut juga sangat strategis karena adanya tujuh jembatan yang sering dilalui masyarakat.
Selama ini, jalan lintas tersebut menjadi jalur utama bagi masyarakat yang akan mendistribusikan berbagai hasil tanaman seperti cabai, sawit, dan berbagai hasil produksi lainnya.
Kondisi jalan lintas tersebut kini sangat hancur karena sering dilintas kendaraan yang melebihi tonase dan minim perbaikan.
"Malah sebagian jalannya longsor dan tidak bisa dilewati lagi," katanya.
Selain jalur distribusi hasil produksi warga, keberadaan jalan lintas tersebut juga dibutuhkan untuk mendukung pengembangan potensi wisata Danau Toba.
Warga yang ingin menuju Danau Toba, terpaksa harus memutar lagi melalui Kabupaten Asahan, Kabupaten Batubara, Kabupatan Simalungun, dan Kota Pematang Siantar.
Namun jika jalan lintas tersebut bisa dilalui, masyarakat yang ingin menuju Danau Toba hanya melewati jalan itu menuju Tobasa yang berhadapan langsung dengan Danau Toba.
"Jadi,keberadaannya sangat penting. Bisa menghemat waktu hingga 10 jam kalau mau ke Danau Toba," kata politisi PKB itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2017
"Akses jalannya sangat penting, termasuk dalam pengembanga Danau Toba," kata anggota Komisi D DPRD Sumut Zeira Salim Ritonga di Medan, Kamis.
Menurut Zeira, jalan lintas itu berada di kawasan Aek Kota Batu yang tembus dari Kabupaten Toba Samosir (Tobasa) menuju Labuhanbatu Utara (Labura).
Dengan panjang 32 km, jalan lintas tersebut melintasi Kecamatan Aek Natas dan Kecamatan Na IX-X serta menjadi jalur terdekat menuju Tobasa, termasuk ketika ingin menuu Provinsi Riau.
Sebelumnya, jalan tersebut berstatus jalan negara, tetapi belakangan ini diturunkan menjadi jalan provinsi sehingga perbaikannya menjadi tanggung jawab Pemprov Sumut.
Keberadaan jalan lintas tersebut juga sangat strategis karena adanya tujuh jembatan yang sering dilalui masyarakat.
Selama ini, jalan lintas tersebut menjadi jalur utama bagi masyarakat yang akan mendistribusikan berbagai hasil tanaman seperti cabai, sawit, dan berbagai hasil produksi lainnya.
Kondisi jalan lintas tersebut kini sangat hancur karena sering dilintas kendaraan yang melebihi tonase dan minim perbaikan.
"Malah sebagian jalannya longsor dan tidak bisa dilewati lagi," katanya.
Selain jalur distribusi hasil produksi warga, keberadaan jalan lintas tersebut juga dibutuhkan untuk mendukung pengembangan potensi wisata Danau Toba.
Warga yang ingin menuju Danau Toba, terpaksa harus memutar lagi melalui Kabupaten Asahan, Kabupaten Batubara, Kabupatan Simalungun, dan Kota Pematang Siantar.
Namun jika jalan lintas tersebut bisa dilalui, masyarakat yang ingin menuju Danau Toba hanya melewati jalan itu menuju Tobasa yang berhadapan langsung dengan Danau Toba.
"Jadi,keberadaannya sangat penting. Bisa menghemat waktu hingga 10 jam kalau mau ke Danau Toba," kata politisi PKB itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2017