Medan, 24/11 (Antara) - Sistem pengelolaan perpustakaan sekolah di Kota Medan, Sumatera Utara, dinilai perlu terus dibenahi sehingga benar-benar tertata dengan baik dan selanjutnya bisa terdaftar dalam sistem perpustakaan nasional.
Ketua Asosiasi Tenaga Perpustakaan Sekolah Indonesia (Atpusi) Tatang Sutandi di Medan, Kamis, mengatakan saat ini paradigma perpustakaan semakin berkembang dari paradigma lama yang cenderung konvensional menjadi paradigma baru yang jauh lebih modern.
Untuk itu perlu dilakukan perbaikan sistem keperpustakaan sekolah agar dapat disesuaikan dengan paradigma sekarang sehingga perpustakaan nantinya terdaftar dalam sistem Perpustakaan Nasional.
"Dari 1600 sekolah di Kota Medan, baru 20 yang memenuhi persyaratan untuk masuk dalam sistem perpustakaan nasional," katanya.
Menyikapi kondisi tersebut, pihaknya berkeinginan menjalin hubungan kerja sama inovatif dengan sekolah-sekolah di Kota Medan melalui penyelenggaraan Seminar Eskalasi Pembentukan Perpustakaan Sesuai Standar Nasional Perpustakaan.
Seminar tersebut bagian dari agenda memberikan sosialisasi, pelatihan, pembinaan bagi pengurus sekolah dan pengelola perpustakaan sekolah tentang pengelolaan sistem keperpustakaan sekolah sesuai standard nasional.
"Semianr dan sosialisasi tersebut kami rencanakan digelar selama empat pada awal Desember 2016 nanti," katanya.
Sementara Wakil wali Kota Medan Akhyar Nasution mengatakan, sistem pengelolaan perpustakaan sekolah di Kota Medan perlu lebih ditingkatkan untuk menghadapi tantangan luar biasa bidang pendidikan di era digital saat ini.
Diantaranya dengan mempersiapkan fasilitas pendukung jalannya pendidikan anak di sekolah, termasuk sistem keperpustakaan yang semakin modern.
Pihaknya juga menyambut dan mengapresiasi niat baik Atpusi untuk bekerjasama membangun sumber daya manusia melalui program keperpustakaan.
"Animo membaca pelajar saat ini sudah menurun. Kita harus menggiatkan minat baca anak untuk membuka wawasan dan informasi anak terhadap perkembangan saat ini, salah satunya melalui perbaikan sistem perpustakaan sekolah," katanya.***4***
(T.KR-JRD/C/N002/N002) 24-11-2016 19:43:33
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2016
Ketua Asosiasi Tenaga Perpustakaan Sekolah Indonesia (Atpusi) Tatang Sutandi di Medan, Kamis, mengatakan saat ini paradigma perpustakaan semakin berkembang dari paradigma lama yang cenderung konvensional menjadi paradigma baru yang jauh lebih modern.
Untuk itu perlu dilakukan perbaikan sistem keperpustakaan sekolah agar dapat disesuaikan dengan paradigma sekarang sehingga perpustakaan nantinya terdaftar dalam sistem Perpustakaan Nasional.
"Dari 1600 sekolah di Kota Medan, baru 20 yang memenuhi persyaratan untuk masuk dalam sistem perpustakaan nasional," katanya.
Menyikapi kondisi tersebut, pihaknya berkeinginan menjalin hubungan kerja sama inovatif dengan sekolah-sekolah di Kota Medan melalui penyelenggaraan Seminar Eskalasi Pembentukan Perpustakaan Sesuai Standar Nasional Perpustakaan.
Seminar tersebut bagian dari agenda memberikan sosialisasi, pelatihan, pembinaan bagi pengurus sekolah dan pengelola perpustakaan sekolah tentang pengelolaan sistem keperpustakaan sekolah sesuai standard nasional.
"Semianr dan sosialisasi tersebut kami rencanakan digelar selama empat pada awal Desember 2016 nanti," katanya.
Sementara Wakil wali Kota Medan Akhyar Nasution mengatakan, sistem pengelolaan perpustakaan sekolah di Kota Medan perlu lebih ditingkatkan untuk menghadapi tantangan luar biasa bidang pendidikan di era digital saat ini.
Diantaranya dengan mempersiapkan fasilitas pendukung jalannya pendidikan anak di sekolah, termasuk sistem keperpustakaan yang semakin modern.
Pihaknya juga menyambut dan mengapresiasi niat baik Atpusi untuk bekerjasama membangun sumber daya manusia melalui program keperpustakaan.
"Animo membaca pelajar saat ini sudah menurun. Kita harus menggiatkan minat baca anak untuk membuka wawasan dan informasi anak terhadap perkembangan saat ini, salah satunya melalui perbaikan sistem perpustakaan sekolah," katanya.***4***
(T.KR-JRD/C/N002/N002) 24-11-2016 19:43:33
Editor : Juraidi
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2016