Tapanuli Selatan,21/9(Antarasumut)-Para ulama utamanya dari pimpinan pondok Pesantren (Ponpes) di Kabupaten Tapanuli Selatan sepakat untuk menjaga keamanan di wilayah tersebut.
Kesepakatan para ulama tersebut mereka sampaikan ketika melakukan pertemuan dengan Bupati Tapanuli Selatan H.Syahrul M. Pasaribu, Kapolres Tapsel AKBP Rony Samtana, Dandim 0212/TS, Letkol Inf Septa Viandi DP terkait adanya insiden menjurus SARA.
Pertemuan penuh dengan rasa persaudaraan dan kekeluargaan itu berlangsung di Kantor Bupati Tapanuli Selatan, Jalan Kenanga, Rabu sore.
Bupati Tapanuli Selatan Syahrul M. Pasaribu mengucapkan terimaksih apresiasi yang diberikan para ulama dari pimpinan Ponpes tersebut.
"Dukungan ini menguatkan dorongan pemerintah dan Muspida agar kondusifitas Tapanuli Selatan benar-benar terjaga," ujar Syahrul.
Bupati Syahrul mengungkapkan sehari yang lalu, Pemkab Tapsel dan Madina bersama dengan tokoh-tokoh masyarakatnya masing-masing sudah sepakat untuk berdamai.
Bahkan semua kerusakan dan pengobatan yang timbul diakibatkan persoalan itu sepakat untuk ditangggulangi Muspida.
"Saya berharap kepada seluruh masyarakat bisa menahan diri tidak mudah terpancing apalagi sampai merusak budaya 'dalihan natolu' yang tidak dimiliki bangsa asing itu," kata Syahrul.
Kapolres Tapsel AKBP Rony Samtana juga mengajak agar seluruh masyarakat untuk menjaga keamanan dan tidak mau terprovokasi akan isu-isu yang sengaja akan merusak tatanan keamanan.
"Kepolisian tetap melakukan penyelidikan terhadap kasus tersebut, namun penegak hukum lebih mengutamakan pendekatan kearifan lokal," katanya.
Meski penyelidikan hukum tetap jalan, tapi yang kita utamakan pendekatan secara persuasif, mengingat kultur dan budaya Tapanuli Selatan kental dengan 'dalihan natolunya'.
Dandim 0212/TS, Letkol Inf Septa Viandi DP juga menginginkan dan berharap seluruh alim ulama juga ikut berperan memberi pencerahan terhadap ummat dalam menciptakan keamanan, kenyamanan di wilayah Tapanuli Selatan khsusunya dan Tabagsel pada umumnya.
Para ulama atau pimpinan pimpinan Ponpes yang hadir di pertemuan itu diantaranya H.Ridwan A.Solih pimpinan Ponpes Al-Yusufiyah, H.Andi Saputra Ponpes H.Muhammad Kholdun, H.M Irsan dari Ponpes Sholatiyah.
Kemudian Abdul Rahman Ponpes Al-Ansor, Faisal Ponpes Al-Azhar, Khoirunnas dan Rahman Ependi dari Ormas. Disamping Ketua Umum MUI Tapanuli Selatan DR Muslim H.
Hadir juga Hamdi S Pulungan Kesbang Pol Tapanuli Selatan, Camat Kecamatan Sayur Matinggi Fadhil Harahap, Porang Pane Kabag Humas Pemkab Tapsel.
Para ulama datang memberikan dukungan kepada Kepolisian dan TNI serta Bupati dalam menciptakan keamanan di Tapanuli Selatan.
Ulama tersebut juga komit membantu penegak hukum mencipatakan suasana aman dan nyaman serta turut mengantisipasi hal hal yang dinilai dapat memecah belah persatuan dan kesatuan yang sudah terbina baik selama ini di Tapsel.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2016
Kesepakatan para ulama tersebut mereka sampaikan ketika melakukan pertemuan dengan Bupati Tapanuli Selatan H.Syahrul M. Pasaribu, Kapolres Tapsel AKBP Rony Samtana, Dandim 0212/TS, Letkol Inf Septa Viandi DP terkait adanya insiden menjurus SARA.
Pertemuan penuh dengan rasa persaudaraan dan kekeluargaan itu berlangsung di Kantor Bupati Tapanuli Selatan, Jalan Kenanga, Rabu sore.
Bupati Tapanuli Selatan Syahrul M. Pasaribu mengucapkan terimaksih apresiasi yang diberikan para ulama dari pimpinan Ponpes tersebut.
"Dukungan ini menguatkan dorongan pemerintah dan Muspida agar kondusifitas Tapanuli Selatan benar-benar terjaga," ujar Syahrul.
Bupati Syahrul mengungkapkan sehari yang lalu, Pemkab Tapsel dan Madina bersama dengan tokoh-tokoh masyarakatnya masing-masing sudah sepakat untuk berdamai.
Bahkan semua kerusakan dan pengobatan yang timbul diakibatkan persoalan itu sepakat untuk ditangggulangi Muspida.
"Saya berharap kepada seluruh masyarakat bisa menahan diri tidak mudah terpancing apalagi sampai merusak budaya 'dalihan natolu' yang tidak dimiliki bangsa asing itu," kata Syahrul.
Kapolres Tapsel AKBP Rony Samtana juga mengajak agar seluruh masyarakat untuk menjaga keamanan dan tidak mau terprovokasi akan isu-isu yang sengaja akan merusak tatanan keamanan.
"Kepolisian tetap melakukan penyelidikan terhadap kasus tersebut, namun penegak hukum lebih mengutamakan pendekatan kearifan lokal," katanya.
Meski penyelidikan hukum tetap jalan, tapi yang kita utamakan pendekatan secara persuasif, mengingat kultur dan budaya Tapanuli Selatan kental dengan 'dalihan natolunya'.
Dandim 0212/TS, Letkol Inf Septa Viandi DP juga menginginkan dan berharap seluruh alim ulama juga ikut berperan memberi pencerahan terhadap ummat dalam menciptakan keamanan, kenyamanan di wilayah Tapanuli Selatan khsusunya dan Tabagsel pada umumnya.
Para ulama atau pimpinan pimpinan Ponpes yang hadir di pertemuan itu diantaranya H.Ridwan A.Solih pimpinan Ponpes Al-Yusufiyah, H.Andi Saputra Ponpes H.Muhammad Kholdun, H.M Irsan dari Ponpes Sholatiyah.
Kemudian Abdul Rahman Ponpes Al-Ansor, Faisal Ponpes Al-Azhar, Khoirunnas dan Rahman Ependi dari Ormas. Disamping Ketua Umum MUI Tapanuli Selatan DR Muslim H.
Hadir juga Hamdi S Pulungan Kesbang Pol Tapanuli Selatan, Camat Kecamatan Sayur Matinggi Fadhil Harahap, Porang Pane Kabag Humas Pemkab Tapsel.
Para ulama datang memberikan dukungan kepada Kepolisian dan TNI serta Bupati dalam menciptakan keamanan di Tapanuli Selatan.
Ulama tersebut juga komit membantu penegak hukum mencipatakan suasana aman dan nyaman serta turut mengantisipasi hal hal yang dinilai dapat memecah belah persatuan dan kesatuan yang sudah terbina baik selama ini di Tapsel.
Editor : Akung
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2016