Budidayakan Kopi Ateng

saat ini sudah ada 20 ribu bibit kopi ateng yang dikirim dari Jember

Bibit itu untuk ditanam di lahan tani warga, sehingga dapat menciptakan Kopi Ateng Specialty Kecamatan Padangsidimpuan Angkola Julu.

Rencana untuk menjadikan kopi ateng sebagai Kopi Specialty melihat dari iklim di daerah kecamatan tersebut sangat mendukung, serta memberikan dorongan-dorongan kepada masyarakat dalam kemandirian, ini semua masih swadaya masyarakat.

Awalnya kita coba atau buat suatu lahan percontohan. Dari situlah masyarakat kepengen tau apa maksud dan tujuan penanaman kopi ateng.

Mereka (Petani Angkola Julu, red) ingin ada sesuatu ciri khas dari mereka, dari lokasi yang berada di atas dan dekat dengan Gunung Merapi, dengan situasi itulah yang dimanfaatkan, sehingga muncul suatu produksi hasil tani yang bisa menjadi ciri khas bagi daerah itu sendiri.

Setelah muncul rasa ingin tau tersebut, pihaknya memberikan penjelasan dan pembinaan serta gambaran-gambaran ke depan akan target yang dituju, artinya, program ini muncul dari upaya dan swadaya masyarakat sendiri, untuk mempersiapkan target itu, kata Bustanul, petani Padangsidimpuan Angkola Julu telah mempersiapkan lahan sekitar 10 sampai 15 hektar.

Dua puluh ribu bibit, lahan sekitar 10 hingga 15 hektar, saat ini seperti itu persiapannya, apabila bibit sudah berhasil ditanam dan produksi, maka secara tidak langsung akan menjadi Kopi Ateng Specialty.

Karena iklim disini tidak akan sama dengan daerah lain, misalnya, apa yang membedakan kopi Mandailing dengan kopi daerah lain, ya lokasinya, aama seperti Jeruk Sipirok, tentu tidak akan sama rasa dan kualitasnya apabila ditanam di daerah lain, tuturnya.

Sebelumnya yang belum lama ini pertemuan petani Kecamatan Padangsidimpuan Angkola Julu, petani juga mengungkapkan kemajuan-kemajuan hasil produksi tani dan target yang akan dicapai, sehingga petani bisa menjadi masyarakat sehat, maju dan sejahtera natinya kedepan.