Tapanuli Selatan,19/7 (Antarasumut)-Pemerintah meminta mahasiswa sekolah tinggi penyuluh pertanian (STPP) Medan agar dapat mendedikasikan dirinya di Tapanuli Selatan untuk mengatasi masalah petani di daerah itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2016
Wakil Bupati Kabupaten Tapanuli Selatan, Ir Aswin Efendi Siregar,MM sampaikan hal tersebut pada pelepasan sebanyak 23 mahasiswa STTP Medan, di Aula SMK Pertanian Pembangunan Kabupaten Tapanuli Selatan, kemarin. Pelepasan digelar sehubungan telah berakhirnya masa tugas kemahasiswaan STPP Medan sebagai pendamping upaya khusus (Upsus) di Tapanuli Selatan selama 3 bulan lamanya sejak 15 Mei - 15 Juli 2016.
Dikatakannya, waktu tiga bulan bagi mahasiswa mendampingi petani yang disebar di 6 daerah kecamatan, di Tapanuli Selatan sangat cukup berarti khusus salah satu upaya pencapaian swasembada pangan. “Lebih dari itu, Ilmu adik-adik cukup diharapkan sangat dalam rangka mengatasi permasalahan yang dialami petani, †imbuhnya.
Mengingat 85 persen masyarakatnya hidup dari lahan pertanian, selepas studi diharap adik-adik bisa mendedikasikan diri demi kesejahteraan dan peningkatan masyarakat petani khususnya di TapanulibSelatan.
“Terimakasih atas selama pengabdiannya, dan jangan lupa menularkan ilmunya dalam rangka menopang swasembada pangan ditambah peningkatan kesejahteraan petani,†katanya.
Aswin juga mengingatkan seluruh mahasiswa yang akan dilepasuntuk dapat meningkatkan kompetensinya masing masing. Sebelumnya Nurliana Harahap,SP, Msi selaku “LO†dan penanggung jawab Upsus untuk Kabupaten Tapanuli Selatan, juga Wakil Ketua 3 Bidang Kemahasiswaan STPP Medan melaporkan acara pelepasan atas berakhirnya masa mahasiswa pendampingan Upsus di 6 dari 14 daerah kecamatan se-Tapasel.
Sebanyak 23 mahasiswa tesebut disebar di kecamatan penerimaprogram GP2T (gerakan pemberdayaan petani terpadu) di Tapanuli Selatan, yakni kecamatan Batang Angkola, TantomAngkola, Arse, Sipirok, Marancar dan Batang Toru. “Selama tiga bulan mahasiswa di lapangan menjalani tugas-tugas tersendiri,†katanya.
Tugas itu diantaranya, membantu penyuluhpertanian/THL-TBPP dalam kegiatan upaya khusus di tingkat kecamatan. Kemudian pengujian teknologi terdiri kegiatan demplot padi menggunakan varietas mekongga kelas FS Jajar legowo 2 : 1, dan pengendalian OPT dengan pestisida nabati dengan luasan 0,1 Ha, dan demplot jagung varietas Bima 19 Uri dan Bima 17Uri.
Lebih dari itu, mahasiswa tersebut berhasil memberikan teknologi bagaimana meningkatkan nilai tambah para petani Tapsel daris umberdaya yang tersedia seperti berhasil memproduksi nata de coco dari limba air kelapa dan pembuatan pupuk bokashi dan lainnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2016