Lamongan, 7/4 (Antara) - Pakar bidang usaha mikro kecil menengah (UMKM) asal Surabaya Johan K Runtuk mengatakan sejumlah UMKM di Indonesia masih minim memanfaatkan teknologi modern sehingga mengakibatkan rendahnya permintaan produk olahan mereka melalui pasar bebas.
"Kebanyakan masih menggunakan teknologi sederhana. Namun ini hanya masalah kekurangtahuan akan teknologi produksi saja. Karena itu, kegiatan seminar dan pelatihan seperti ini bisa bermanfaat," ucap Johan dalam Seminar UMKM di Ruang Pertemuan Sabha Dyaksa, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, Kamis.
Johan yang juga akademisi dari salah satu perguruan tinggi di Surabaya itu mengakui meski masih minim memanfaatkan teknologi modern, namun UMKM di Indonesia sangat dikenal kebal dengan berbagai krisis yang terjadi.
"UMKM umumnya minim kompetensi yang berakibat pada rendahnya permintaan produk olahan mereka. Selain itu kebanyakan juga belum memanfaatkan teknologi produksi, sehingga masih perlu meningkatkan kualitasnya untuk mampu bersaingan di pasar terbuka ASEAN," katanya.
Sementara itu, Kepada Dinas Koperasi Industri dan Perdagangan (Diskopindag) Kabupaten Lamongan Gunadi mengatakan seminar diikuti sebanyak 150 peserta, yang terdiri dari 100 peserta berasal dari UMKM binaan Pemkab Lamongan dan 50 peserta binaan toko ritel.
Sebelumnya, Bupati Lamongan Fadeli yang membuka seminar itu mengatakan jumlah UMKM di Kabupaten Lamongan sebanyak 253.258 unit usaha, dan bergerak di sejumlah bidang.
Fadeli menyebutkan, rincian UMKM Lamongan antara lain 38.644 unit usaha bergerak di bidang perdagangan, 15.595 di bidang industri, dan sisanya bergerak di berbagai bidang lain.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2016