Medan, 25/2 (Antara) - Volume angkutan barang PT.Kereta Api Indonesia (Persero) Divre Sumatera Utara tahun 2015 mengalami penurunan dari 2014 atau tinggal sebanyak 613.542 ton akibat dampak kirisis global.
"Tahun 2014, volume barang yang diangkut KAI sudah mencapai 642.093 ton, sementara di 2015 tinggal 613.542 ton," ujar Manager Hubungan Masyarakat PT. KAI (Persero) Divre 1 Sumut, Rapino Situmorang di Medan, Kamis.
Penurunan barang yang diangkut itu diharapkan bisa dipulihkan di tahun 2016 ini, meski ada kekhawatiran sulit ditingkatkan mengingat krisis global masih dirasakan.
Akibat krisis global, permintaan ekspor dan industri dalam negeri menurun sehingga otomatis produksi pabrikan juga berkurang .
Dia mengakui, seperti tahun 2014, barang terbanyak yang diangkut kereta api masih tetap berupa CPO (crude palm oil) atau minyak sawit mentah dan palm kernerl oil (PKO).
Pada 2015, produk CPO dan PKO yang diangkut KAI sebanyak 350.810 ton.
Disusul lateks 6.564 ton, bahan bakar minyak (BBM) 223.577 ton, barang hantaran penumpang 11.150 ton dan sisanya barang lainnya.
"Penurunan angkutan barang di 2015 dari 2014 khususnya terjadi pada CPO dan lateks," ujar Rapino.
CPO/PKO yang diangkut pada tahun 2015 yang sebanyak 350.810 ton turun dari 2014 sejumlah 379.703 ton.
Lateks juga turun dari 7.307 ton di 2014 menjadi hanya 6.564 ton pada 2015.
Manajemen, kata dia, memang berharap angkutan barang terus naik setiap tahun.
"Diharapkan tahun 2016, barang yang diangkut lebih banyak, meski ada kekhawatiran akan tetap melemah karena perdagangan masih lesu," ujar Rapino.
Direktur Utama PT.KAI, Edi Sukmoro ketika di Medan, awal Februari menyebutkan, KAI menargetkan bisa mendapatkan pendapatan dari barang sebesar 60 persen.
"Kalau selama ini, pendapatan dari penumpang dan barang masih berimbang, maka ke depannya angkutan barang bisa lebih besar atau minimal 60 persen," katanya.***3***
(T.E016/B/T013/T013) 25-02-2016 13:53:15
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2016
"Tahun 2014, volume barang yang diangkut KAI sudah mencapai 642.093 ton, sementara di 2015 tinggal 613.542 ton," ujar Manager Hubungan Masyarakat PT. KAI (Persero) Divre 1 Sumut, Rapino Situmorang di Medan, Kamis.
Penurunan barang yang diangkut itu diharapkan bisa dipulihkan di tahun 2016 ini, meski ada kekhawatiran sulit ditingkatkan mengingat krisis global masih dirasakan.
Akibat krisis global, permintaan ekspor dan industri dalam negeri menurun sehingga otomatis produksi pabrikan juga berkurang .
Dia mengakui, seperti tahun 2014, barang terbanyak yang diangkut kereta api masih tetap berupa CPO (crude palm oil) atau minyak sawit mentah dan palm kernerl oil (PKO).
Pada 2015, produk CPO dan PKO yang diangkut KAI sebanyak 350.810 ton.
Disusul lateks 6.564 ton, bahan bakar minyak (BBM) 223.577 ton, barang hantaran penumpang 11.150 ton dan sisanya barang lainnya.
"Penurunan angkutan barang di 2015 dari 2014 khususnya terjadi pada CPO dan lateks," ujar Rapino.
CPO/PKO yang diangkut pada tahun 2015 yang sebanyak 350.810 ton turun dari 2014 sejumlah 379.703 ton.
Lateks juga turun dari 7.307 ton di 2014 menjadi hanya 6.564 ton pada 2015.
Manajemen, kata dia, memang berharap angkutan barang terus naik setiap tahun.
"Diharapkan tahun 2016, barang yang diangkut lebih banyak, meski ada kekhawatiran akan tetap melemah karena perdagangan masih lesu," ujar Rapino.
Direktur Utama PT.KAI, Edi Sukmoro ketika di Medan, awal Februari menyebutkan, KAI menargetkan bisa mendapatkan pendapatan dari barang sebesar 60 persen.
"Kalau selama ini, pendapatan dari penumpang dan barang masih berimbang, maka ke depannya angkutan barang bisa lebih besar atau minimal 60 persen," katanya.***3***
(T.E016/B/T013/T013) 25-02-2016 13:53:15
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2016