Medan, 11/2 (Antara) - Pemerintah menyiapkan asuransi bencana banjir, kekeringan dan organisme pengganggu tumbuhan atau OPT untuk menekan kerugian petani dari dampak gangguaan pendapatan usaha tani tersebut.

"Banjir seperti dewasa ini, tidak menjadi masalah. Karena selain sudah ada program asuransi banjir untuk petani, juga biasanya luasan banjir tidak pernah sampai 500 ribu hektare," ujar Menteri Pertanian Amran Sulaiman di Deliserdang, Sumatera Utara, Kamis.

Menurut dia, kalau yang mendaftar asuransi banjir lebih dari satu juta hektare, tidak masalah karena Kementan siap menambah alokasinya.

"Bila masih dibutuhkan lebih banyak lagi, kami (Kementan) tambah. Jadi banjir tidak jadi masalah bagi petani," katanya.

Dia menegaskan, selain Pemerintah terus melakukan upaya peningkatan produksi untuk mencapai swasembada pangan, pemerintah juga berupaya keras agar kesejahteraan petani meningkat.

"Memasukkan usaha petani dalam asuransi adalah salah satu upaya untuk menjamin usaha dan kesejahteraan petani," katanya.

Technique Manager Asuransi Jasindo Kantor Cabang Medan, Eka Chandradi Yugha, mengatakana, asuransi yang disebut Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) bukan hanya menangung kerugian petani dari korban banjir, tetapi juga dampak kekeringan dan OPT.

Khusus OPT hama tanaman, kata dia, diakui untuk gangguan tertentu yakni penggerek batang, wereng coklat, walang sangit, tukus, keong mas dan ulat grayak.

Sementara penyakit tanaman tetap antara lain bercak coklat, tungro dan busuk batang.

"Petani hanya dibebani 20 persen dari total premi yang harus dibayar per hektarenya, sedangkan 80 persennya ditanggung pemerintah," ujar Eka.

Pewarta: Evalisa Siregar

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2016