Padangsidimpuan 11/2 (Antarasumut)- Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sibolga, Mohammad Junaifin mengapresiasi Kota Padangsidimpuan karena sejak Januari 2016 inflasinya hanya sebesar 0,72 Persen (mtm) lebih rendah dari inflasi Sumatera Utara sebesar 0,88 Persen (mtn).
Kondisi ini diharapkan dapat di pertahankan keberadaannya.
Menurutnya, relatif tingginya inflasi di Kota padangsidimpuan disebabkan oleh kenaikan harga volotile food yang bersumber dari kenaikan harga sub kelompok bumbu-bumbuan dan harga sub kelompok ikan segar.
Terjadinya inflasi bulan Januari 2016 juga menyebabkan laju inflasi tahunan kota Padangsidimpuan sebesar 2,71 persen (yoy), Namun demikian secara komulatif hingga bulan Januari 2016 inflasi kota Padangsidimpuan 0,72 persen (ytd). Sehingga perkembangan inflasi di kota Padangsidimpuan masih dalam target sasaran Nasional 4+1 Persen, kata Junaifin.
Jenis komoditas terhadap inflasi di Kota Padangsidimpuanbulan Januari 2016 diantaranya komoditi bawang merah sebesar 0,3232 persen, kentang 0,0955 persen, kembung/gembung gambolo sebesar 0,0546 persen, Tomat buah 0,0531, bayam 0,0494 persen, dan bawang putih 0,0432 persen. Sedangkan deflasi andil seperti Rimbang -0,1529 persen, cabe merah -0,0660 persen, beras -0,0577, daun singkong -0,0214 persen , bensin -0,1297 persen, sawi hijau -0,0214 persen dan solar -0,0173 persen.
Sedangkan komoditas utama penyumbang Inflasi di kota ini ada lima top (volatile food) yaitu beras, daging ayam ras, cabe merah, kembung, dan bawang putih. Untuk adminstered prices atau yang disebut komoditas administered prices spesifik daerah berdasarkan bobot dan/atau frekuensinya sering muncul (2013-2015). Kemudian komoditas inti spesifik daerah berdasarkan bobot dan/atau frekuensinya sering muncul (2013-2015).
Untuk mempertahankan kondisi inflasi daerah kota Padangsidimpuan ini harus ada kerjasama yang baik dari instansi terkait apakah itu dinas pertaniannya, ketahanan pangannya maupun perindagnya sendiri. Harapan inflasi sepanjang tahun 2016 dapat dijaga dengan baik sehingga pencapaian targetnya lebih baik.
Kemudian perlu adanya kordinasi antara lima kabupaten kota yang ada di tabagsel, utamanya dalam dalam menjaga komoditas pertaniannya misalnya.
Kita mesti tau musim tanam dan masa panen kapan dan kita mesti tau berapa hasil produksi dan harga di pasar, ucap Junaifin.
Sementara itu Walikota Padangsidimpuan melalui Asisten II Ekbang, DR Alipada Harahap, berharap seluruh instansi terkait agar benar-benar melakukan tufoksinya dengan baik, khususnya dalam upaya pengendalian inflasi daerah.
Dinas Perindag juga diharapkan agar memantau kondisi harga di pasar secara terus meneruas dan dapat melaporkan harga kebutuhan pokok terkini, karena dengan itu kita bisa mengetahui kondisi inflasi daerah kita.
Saya meminta TPID kota Padangsidimpuan fokus terhadap pengendalian inflasi di daerah, kata Alipada Harahap.
Sementara itu secara terpisah Kadis Pertanian, peternakan dan Perikanan Kota padangsidimpuan, Parhimpunan Siregar, mengatakan, upayanya mendukung TPID Kota Padangsidimpuan dengan cara melakukan program pertanian yang sesuai dengan kebutuhan saat ini. Pada saat ini pihaknya juga terus terfokus pada budidaya padi, jagung dan kedelai. Kemudian membuat pemetaan wilayah pertanian sehingga dapat mengatasi inflasi yang ada di daerah ini. Semisal kecamatan Angkola julu dijadikan sebagai penyumbang holtikultura dan batunadua penyumbang beras kota padangsidimpuan.
Kedepan program pertanian dan peternakan kita akan terus disesuaikan dengan kebutuhan daerah dan nasional,katanya.
Sementara itu Kepala Bagian Kesra Kota Padangsidimpuan, Sumiati secara terpisah usai rapat koordinasi TPID mengatakan, pihaknya akan terus memantau kondisi pertumbuhan ekonomi dan pergerakan harga dipasar dalam rangka upaya pengendalian inflasi daerah.
Ketua TPID Kota Padangsidimpuan , Zulfeddy Simamora Sebelum menutup acara rapat kordinasi TPID se-Tabagsel ini berharap seluruh komponen TPID agar benar-benar melakukan pemantauan harga yang setiap saat terjadi perubahan. Kemudian perlu mensingkronkan program yang berkaian dalam menjaga inflasi daerah.
Hadir dalam Rapat Kordinasi Tim Pengendali Inflasi daerah (TPID) Asisten II Ekbang Kota Padangsidimpuan, DR Alipada Harahap, Sekda Kota Padangsidimpuan Zulfenddy Simamora, Kadis Pertanian Kota Padangsidimpuan, Parhimpunan Siregar dengan sejumlah SKPD Kota Padangsidimpuan lainnya. Sementara itu Rapat TPID Se Tabagsel ini juga dihadiri Asisten II Ekbang, Ali Akbar Siagian, Distan Pertanian Paluta, Ardian S. Pohan, BP2KP Paluta, Henni K. Hsb, Kabag Ekonomi Hotna Pohan, Kasubbag Indag Madina, Zainan Nur S.Sos, Kasubbag Pertanian Madina, Sedang dari tapsel hadir Asisten Ekbang Tapsel Saulian Sahbih, Bulog Padangsidimpuan,Bagun, Sedang dari Madina hadir Kabag Ekoniomi Kasubbag Indag Madina, Zainan Nur S.Sos, Kasubbag Pertanian Madina.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2016
Kondisi ini diharapkan dapat di pertahankan keberadaannya.
Menurutnya, relatif tingginya inflasi di Kota padangsidimpuan disebabkan oleh kenaikan harga volotile food yang bersumber dari kenaikan harga sub kelompok bumbu-bumbuan dan harga sub kelompok ikan segar.
Terjadinya inflasi bulan Januari 2016 juga menyebabkan laju inflasi tahunan kota Padangsidimpuan sebesar 2,71 persen (yoy), Namun demikian secara komulatif hingga bulan Januari 2016 inflasi kota Padangsidimpuan 0,72 persen (ytd). Sehingga perkembangan inflasi di kota Padangsidimpuan masih dalam target sasaran Nasional 4+1 Persen, kata Junaifin.
Jenis komoditas terhadap inflasi di Kota Padangsidimpuanbulan Januari 2016 diantaranya komoditi bawang merah sebesar 0,3232 persen, kentang 0,0955 persen, kembung/gembung gambolo sebesar 0,0546 persen, Tomat buah 0,0531, bayam 0,0494 persen, dan bawang putih 0,0432 persen. Sedangkan deflasi andil seperti Rimbang -0,1529 persen, cabe merah -0,0660 persen, beras -0,0577, daun singkong -0,0214 persen , bensin -0,1297 persen, sawi hijau -0,0214 persen dan solar -0,0173 persen.
Sedangkan komoditas utama penyumbang Inflasi di kota ini ada lima top (volatile food) yaitu beras, daging ayam ras, cabe merah, kembung, dan bawang putih. Untuk adminstered prices atau yang disebut komoditas administered prices spesifik daerah berdasarkan bobot dan/atau frekuensinya sering muncul (2013-2015). Kemudian komoditas inti spesifik daerah berdasarkan bobot dan/atau frekuensinya sering muncul (2013-2015).
Untuk mempertahankan kondisi inflasi daerah kota Padangsidimpuan ini harus ada kerjasama yang baik dari instansi terkait apakah itu dinas pertaniannya, ketahanan pangannya maupun perindagnya sendiri. Harapan inflasi sepanjang tahun 2016 dapat dijaga dengan baik sehingga pencapaian targetnya lebih baik.
Kemudian perlu adanya kordinasi antara lima kabupaten kota yang ada di tabagsel, utamanya dalam dalam menjaga komoditas pertaniannya misalnya.
Kita mesti tau musim tanam dan masa panen kapan dan kita mesti tau berapa hasil produksi dan harga di pasar, ucap Junaifin.
Sementara itu Walikota Padangsidimpuan melalui Asisten II Ekbang, DR Alipada Harahap, berharap seluruh instansi terkait agar benar-benar melakukan tufoksinya dengan baik, khususnya dalam upaya pengendalian inflasi daerah.
Dinas Perindag juga diharapkan agar memantau kondisi harga di pasar secara terus meneruas dan dapat melaporkan harga kebutuhan pokok terkini, karena dengan itu kita bisa mengetahui kondisi inflasi daerah kita.
Saya meminta TPID kota Padangsidimpuan fokus terhadap pengendalian inflasi di daerah, kata Alipada Harahap.
Sementara itu secara terpisah Kadis Pertanian, peternakan dan Perikanan Kota padangsidimpuan, Parhimpunan Siregar, mengatakan, upayanya mendukung TPID Kota Padangsidimpuan dengan cara melakukan program pertanian yang sesuai dengan kebutuhan saat ini. Pada saat ini pihaknya juga terus terfokus pada budidaya padi, jagung dan kedelai. Kemudian membuat pemetaan wilayah pertanian sehingga dapat mengatasi inflasi yang ada di daerah ini. Semisal kecamatan Angkola julu dijadikan sebagai penyumbang holtikultura dan batunadua penyumbang beras kota padangsidimpuan.
Kedepan program pertanian dan peternakan kita akan terus disesuaikan dengan kebutuhan daerah dan nasional,katanya.
Sementara itu Kepala Bagian Kesra Kota Padangsidimpuan, Sumiati secara terpisah usai rapat koordinasi TPID mengatakan, pihaknya akan terus memantau kondisi pertumbuhan ekonomi dan pergerakan harga dipasar dalam rangka upaya pengendalian inflasi daerah.
Ketua TPID Kota Padangsidimpuan , Zulfeddy Simamora Sebelum menutup acara rapat kordinasi TPID se-Tabagsel ini berharap seluruh komponen TPID agar benar-benar melakukan pemantauan harga yang setiap saat terjadi perubahan. Kemudian perlu mensingkronkan program yang berkaian dalam menjaga inflasi daerah.
Hadir dalam Rapat Kordinasi Tim Pengendali Inflasi daerah (TPID) Asisten II Ekbang Kota Padangsidimpuan, DR Alipada Harahap, Sekda Kota Padangsidimpuan Zulfenddy Simamora, Kadis Pertanian Kota Padangsidimpuan, Parhimpunan Siregar dengan sejumlah SKPD Kota Padangsidimpuan lainnya. Sementara itu Rapat TPID Se Tabagsel ini juga dihadiri Asisten II Ekbang, Ali Akbar Siagian, Distan Pertanian Paluta, Ardian S. Pohan, BP2KP Paluta, Henni K. Hsb, Kabag Ekonomi Hotna Pohan, Kasubbag Indag Madina, Zainan Nur S.Sos, Kasubbag Pertanian Madina, Sedang dari tapsel hadir Asisten Ekbang Tapsel Saulian Sahbih, Bulog Padangsidimpuan,Bagun, Sedang dari Madina hadir Kabag Ekoniomi Kasubbag Indag Madina, Zainan Nur S.Sos, Kasubbag Pertanian Madina.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2016