Medan,   (Antara) - Pasar Serikin di Serawak, Malaysia yang sebagian besar pedagangnya warga negara Indonesia atau WNI bukan saja menunjukkan peran besar usaha kecil menengah dalam perekonomian, tetapi juga memperkuat hubungan antarbangsa.


Pasar Serikin juga menjadi salah satu promosi produk Indonesia karena yang dijual di pasar tradisional itu sebagian besar buatan Indonesia seperti batik. Pemerintah Indonesia harus memberikan dukungan kuat kepada pedagang yang mencari nakah di perbatasan Indonesia-Malaysia," ujar Ketua Komite II Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Parlindungan Purba di Medan, Rabu.


Parlindungan yang merupakan anggota DPD utusan Sumut itu baru pulang mengunjungi Pasar Serikin itu dan mengaku memberi apresiasi tinggi dengan pedagang WNI yang berasal dari Kalimantan Barat.


Para pedagang yang bukan hanya dari dari Pontianak, tetapi juga daerah lain di Kalimantan Barat seperti Mempawah, Kubu Raya, Sanggau, Bengkayang, Sekadau dan daerah lainnya itu dinilai juga menjadi penjaga batas negara dan memperkenalkan Indonesia.


Dalam dialog, menurut Parlindungan Purba, para pedagang sebagian besar mengaku menggunakan sepeda motor masing-masing dengan melintasi sebuah sungai untuk membawa barang dagangannya ke Pasar Serikin itu.


Ada juga pedagang yang memanfaatkan angkutan umum tetapi tentunya menambah biaya.


Pasar tradisional yang menurut data dibangun oleh kerjaaan Malaysia dengan bentuk warung atau pondok sederhana hanya dibuka setiap hari Sabtu dan Minggu mulai pukul 08.00 hingga 16.00 waktu setempat itu terlihat bersih meski berlokasi di areal yang sempit.


"Yang membanggakan, Pasar Serikin tersebut sudah menjadi objek wisata yang dijual Malaysia dan banyak diminati wistawan asal berbagai negara," katanya.


Mengutip pernyataan salah seorang pedagang Pasar Serikin yang berasal dari transmigran yang lama tinggal di Pontianak. Minah, para pedagang WNI merasa bersyukur dengan keberadaan Pasar Serikin.


Alasan Minah, karena Pasar Serikin itu bisa menjadi tempat mata pencaharian hidup.


Nilai Ringgit Malaysia yang lebih tinggi dari Rupiah, juga membuat keuntungan pedagang dari barang yang dijual khususnya produk Indonesia bisa lebih tinggi.


Apalagi, katanya, konsumen di Pasar Serikin itu sebagian besar merupakan warga negara asing seperti wisatawan mancanegara atau warga Malaysia khususnya asal Kuching yang jarak tempuhnya hanya sekitar 1,5 jam.


"DPD RI benar-benar merasa senang melihat Pasar Serikin itu karena juga bisa menjadi simbol persahabatan antara Indonesia dan Malaysia. DPD RI berharap Pemerintah Indonesia dan Malaysia bisa sama-sama memajukan Pasar Serikin itu," katanya.


Perhatian dari kedua pemerintah itu dinilai perlu, karena menurut informasi, para pedagang WNI tersebut bekerja tanpa ada jaminan hukum dari pemerintah Malaysia.


"Saya akan konfirmasi soal itu dan berharap pedagang WNI bisa tetap merasa aman mencari nafkah di Pasar Serikin," katanya.


Parlindungan menyebutkan, berdasarkan data dan keterangan pedagang, pasar yang sudah buka sejak sekitar lima tahun lalu merupakan pedagang perbatasan Entikong.***4***





Nurul H


(T.E016/B/N005/N005) 27-01-2016 20:42:56

Pewarta: Evalisa Siregar

Editor : Ribut Priadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2016