Padangsidimpuan 4/1 (Antarasumut)- Pengusaha tahu dan tempe yang berasal dari Kota Padangsidimpuan mengaku bingung mengadapi era pasar bebas ASEAN atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

H. Musilan (50) pengusaha tahu dan tempe yang tinggal di jalan sidomulyo, ujung padang, Kecamatan Padangsidimpuan Selatan, sudah siap mengadapi MEA.

Pengusaha tahu tersebut juga berharap pemerintah perduli terhadap penyediaan stok kedelai,

Ia juga sangat menyesalkan kualitas kedelai import di bandingkan lokal sangat beda jauh," kemudian fasilitas usaha yang sudah kita tekuni selama 24 tahun hingga saat ini masih menggunakan peralatan yang tradisional, pemerintah dalam hal ini belum memperhatikan nasib usaha tahu tempe.

Musilan selain bertanggung jawab menafkahi ke lima belas karyawannya, dia juga berhasil mengantarkan anaknya menuju bangku kuliah di salah satu kampus Negeri yang berada di Medan, Sumatera Utara.

Musilan juga menjelaskan usahanya tersebut bisa memproduksi 800 sampek 1000 Kg Tahu dalam satu hari, serta 60 Kg Tempe.

Produksi tahu dan tempe kita berhasil dipasarkan di seputaran Padangsidimpuan, Tarutung, Mandailing Natal, hingga ke Gunungtua,

Hasil produksi yang kita pasarkan harga tahu 250 sampek 400 rupiah/ potongngya tergantung ukurannya serta sesuai permintaan.

Saya berharap selaku pengusaha ekonomi kreatif pemerintah bisa mengendalikan harga terkhusus harga kedelai, sempat saya rasakan bahan baku kedelai untuk membuat tahu dan tempe mencapai harga Rp. 9.000, itu membuat kami sebagai pelaku usaha kesulitan selain mencari bahan baku juga menggaji karyawan.

Dalam pembuatan tahu dan tempe tersebut kita cendrung menggunakan kedelai import ketimbang kedelai lokal, akan tetapi kita juga sesekali pergunakan kedelai lokal untuk bahan baku, walaupun kwalitasnya buruk.

Secara mutu lebih bagus menggunakan kedelai import dari pada kedelai lokal, ucap Musilan

Kemudian kedelai import juga selalu terjaga stoknya dan kwalitasnya lebih baik, dalam pembuatan bahan baku untuk kita produksi menjadi tahu dan tempe.

Pewarta: Khairul Arief

Editor : khairularief


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2016