Medan, 22/11 (Antara) - Dana Pihak Ketiga yang diraih PT Bank Sumut sudah di atas target tahun 2015 atau sebesar Rp22 triliun di tengah masih berlangsungnya krisis global.


"Realisasi DPK sudah 100 persen lebih dari target tahun ini Rp22 triliun. Penyaluran kredit yang dewasa ini masih 92 persen dari target," kata Direktur Utama Bank Sumut Edie Rizliyanto di Medan, Minggu.


Pencapaian Dana Pihak Ketiga (DPK) itu dilakukan dengan jemput bola seperti dengan Tabungan Martabe yang antara lain ada Martabe School.


Adapun kredit yang belum tersalur atau 92 persen merupakan dampak krisis global karena pengusaha sangat hati-hati dalam menambah investasi atau membuka investasi baru.


Meski demikian, pihaknya bersukur karena kredit macet di Bank Sumut masih cukup aman atau sekitar dua persen secara net.


"Mudah-mudahan hingga akhir tahun 2015, kinerja Bank Sumut semakin baik sehingga tahun 2016 juga bisa lebih baik sejalan perekonomian yang juga diprediksi membaik," katanya tanpa merinci target penyaluran kredit tahun 2015, termasuk rencana kinerja bank itu pada 2016.


Namun, beberapa waktu lalu, dalam suatu pertemuan, Edie mengakui, Bank Sumut melakukan revisi bisnis bank atau RBB ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sejalan terjadinya perlambatan perekonomian.


Dari rencana peraihan DPK tahun 2015 yang ditargetkan naik 12,94 persen dari 2014 atau Rp21,391 triliun diturunkan menjadi hanya bertumbuh 9 persen.


Adapun kredit yang awalnya ditargetkan bertumbuh 11,92 persen menjadi Rp20,326 triliun menjadi hanya naik sekitar 8 persen.


Otomatis revisi itu juga mengurangi laba perusahaan. "Kalau awalnya target laba naik 16 persen, maka setelah revisi menjadi 10 persen," katanya kala itu.


Ia menegaskan, revisi RBB Bank Sumut karena melihat perkembangan perekonomian yang masih melambat. Revisi itu dilakukan untuk tetap menjaga kinerja yang sudah baik selama ini.


Kepala OJK Regional 5 Sumatera Ahmad Soekro Tratmono mengatakan, meski krisis keuangan masih terjadi, tetapi kinerja perbankan di Sumut masih rata-rata bagus.


"Memang sebagian besar melakukan RBB, tetapi tidak terlalu besar dan kesehatan bank masih terjaga, antara lain NPL atau kredit macetnya masih di bawah 5 persen," katanya. ***3***


(T.E016/B/I023/I023) 22-11-2015 17:34:57

Pewarta: Evalisa Siregar

Editor : Ribut Priadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2015