Doloksanggul, 22/10 (Antarasumut) – Kepala Bidang Peternakan Dinas Peternakan dan Perikanan Pemerintah Kabupaten Humbanghasundutan Junjungan Simamora mengungkapkan, sejak lima tahun terakhir terjadi penurunan drastis atas populasi ternak kuda di daerah itu dengan persentase jumlah saat ini hanya sekitar 10 persen.

“Sejak lima tahun terakhir, populasi ternak kuda menurun drastis. Saat ini hanya tinggal 10 persen saja. Angka pastinya saya tidak ingat karena saat ini sedang berada di lapangan,” ujar Junjungan via seluler kepada Antara, Kamis.

Menurut dia, sejumlah persoalan yang mengakibatkan populasi menurun tidak saja dikarenakan oleh kebiasaan lama masyarakat yang menjajakan daging kuda sebagai makanan santapan pada sejumlah kedai di daerah itu.

“Sebenarnya, penyebab menurunnya populasi kuda hanya karena daging ternak tersebut banyak diperjualbelikan di sejumlah kedai makanan, itu membutuhkan kajian lebih mendalam,” ungkapnya.

Kata Junjungan, pasokan daging kuda yang diperjualbelikan masyarakat untuk kemudian dijadikan santapan  tersebut kebanyakan merupakan pasokan dari luar daerah seperti Aceh dan Tanah Karo.

“Ternak kuda yang didatangkan dari luar daerah itupun, sebenarnya bukan merupakan ternak pedaging melainkan ternak berusia tua yang sebelumnya merupakan ternak yang diikutkan dalam lomba pacuan kuda,” katanya.

Disebutkan, untuk mempertahankan serta mengembangkan populasi ternak kuda di daerah itu, Pemkab setempat berencana menjadikan kuda sebagai ikon pariwisata karena wilayah tersebut khususnya Kecamatan Doloksanggul sudah terlanjur terkenal dengan jenis ternak dimaksud.

“Namun, hal tersebut tergantung bupatinya, kita tunggu saja program dari bupati terpilih nanti,” tukasnya.

Berdasarkan data yang diperoleh dari situs resmi Badan Pusat Statistik, pada tahun 2013 saja, populasi ternak kuda yang tersisa hanya tercatat sebanyak 86 ekor, ketika sensus pertanian digelar di Provinsi Sumatera Utara.


Pewarta: Rinto Aritonang

Editor : Rinto Aritonang


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2015