Sidikalang, 1/9 (Antarasumut) - Badan Koordinasi Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Provinsi Sumatera Utara bekerja sama dengan UPT Dinas Pertanian Sitinjo mengadakan kegiatan pertemuan pembinaan pemantauan sistem kerja penyuluh (Lakususi).
Pertemuan yang digelar di Balai Penyuluh Kecamatan Sitinjo, Senin, itu salahsatunya tujuannya dalam rangka mendukung Upsus (Upaya khusus) Swasembada padi, jagung dan kedelai.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh Okta Kinanda dari Badan Koordinasi Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Provinsi Sumatera Utara, perwakilan dari UPT Distan Sitinjo serta para peserta penyuluh pertanian se-Kabupaten Dairi.
Oktarina Riskinanda sebagai narasumber mengatakan kegiatan tersebut berlangsung selama 2 hari dimana tempat yang dikunjungi adalah Sitinjo dan Desa Bantun Kerbo.
Dalam materinya, ia memaparkan bahasan tentang pajale, dimana tanaman padi, jagung dan kedelai diharapkan pada tahun 2017 sudah mampu swasembada dan tidak lagi import.
Ia juga menjelaskan adanya beberapa hal terkait tentang permasalahan dan kegiatan utama swasembada pajale yakni rusaknya infrastruktur/jaringan irigasi.
Belum terpenuhinya kebutuhan pupuk dan benih sesuai rekomendasi spesifik lokasi serta belum tersedianya benih bersertifikat yang memenuhi enam tepat.
Sementara kegiatan utama swasembada adalah pembangunan dan perbaikan jaringan irigasi tersier, percepatan optimal lahan, bantuan benih, bantuan pupuk gerakan, penerapan pengelolaan tanaman terpadu padi jagung dan kedelai, bantuan alsintan dan bantuan penyuluh.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2015
Pertemuan yang digelar di Balai Penyuluh Kecamatan Sitinjo, Senin, itu salahsatunya tujuannya dalam rangka mendukung Upsus (Upaya khusus) Swasembada padi, jagung dan kedelai.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh Okta Kinanda dari Badan Koordinasi Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Provinsi Sumatera Utara, perwakilan dari UPT Distan Sitinjo serta para peserta penyuluh pertanian se-Kabupaten Dairi.
Oktarina Riskinanda sebagai narasumber mengatakan kegiatan tersebut berlangsung selama 2 hari dimana tempat yang dikunjungi adalah Sitinjo dan Desa Bantun Kerbo.
Dalam materinya, ia memaparkan bahasan tentang pajale, dimana tanaman padi, jagung dan kedelai diharapkan pada tahun 2017 sudah mampu swasembada dan tidak lagi import.
Ia juga menjelaskan adanya beberapa hal terkait tentang permasalahan dan kegiatan utama swasembada pajale yakni rusaknya infrastruktur/jaringan irigasi.
Belum terpenuhinya kebutuhan pupuk dan benih sesuai rekomendasi spesifik lokasi serta belum tersedianya benih bersertifikat yang memenuhi enam tepat.
Sementara kegiatan utama swasembada adalah pembangunan dan perbaikan jaringan irigasi tersier, percepatan optimal lahan, bantuan benih, bantuan pupuk gerakan, penerapan pengelolaan tanaman terpadu padi jagung dan kedelai, bantuan alsintan dan bantuan penyuluh.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2015