Tebing Tinggi, 7/10 (Antarasumut)- Pedagang Lemang makanan khas Kota Tebing Tinggi yang berjualan di Jl. KH.A.Dahlan (congafie)  menjadi sepi ikut terkena dampak lesunya perekonomian saat ini.

Hj.Yusnidar (53) warga Jl.Sei-Behilang (Kp.Kurnia) yang sudah berjualan lemang selama 34 tahun (1981) katakan jualannya saat sedang mengalami kelesuan omsetnya menurun dibanding hari-hari sebelumnya.

Biasanya dalam sehari bisa mengolah lemang 15 sampai 20 Kg habis terjual, tetapi saat ini hanya sekitar 2,5 Kg saja sehari dan inipun susah terjual habis dan kadang kala bersisa harus dibuang, karena tidak bisa dijual lagi.

Kondisi semacam ini juga dialami para penjual lemang di sepanjang jalan KH.A.Dahlan, penyebabnya selain faktor kondisi perekonomian secara global sedang memburuk, juga berpengaruh dari semakin banyaknya pedagang disepanjang jalan lintas Tebing Tinggi – Medan, pintu kerbangnya masuk Tebing Tinggi.

Menurut para penjual, keadaan ini yang sepi dari pembeli sejak awal tahun 2015 lalu, meskipun kualitasnya tetap kami jaga dan rasanya tetap berbeda dengan yang dijual ditempat lain,karena bahannya kami buat dari yang asli dan cara pengolahannya tetap tradisional.

Makanan khas lainnya dari Tebing Tinggi Roti Kacang sedikit lebih beruntung, penjualannya rata-rata masih mampu bertahan, meskipun ada terjadinya penurunan omset namun tidak sampai berpengaruh besar.

Rata-rata omset penjualannya masih dalam batas tidak sampai merugi, karena ada saat tertentu omsetnya naik, yang biasanya pada akhir pekan dan hari-hari besar lan omsetnya masih dalam keadaan biasa-biasa seperti hari-hari sebelumnya.

Umumnya para pembeli orang-orang yang baru pulan berlibur bersama keluarga, jika hari biasa yang terjual 15 s/d 20 Kotak, dan jika hari libur bisa laku terjual 30 sampai 40 kotak , itu rezeki kita karena di kawasan ini banyak penjual lemang, ujar Susi.

 

Pewarta: Dhani Elison

Editor : Dhani Elison


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2015