Medan, 3/8 (Antara) - Kegiatan reses sering menjadi "dilema" bagi anggota dewan karena berbagai aspirasi masyarakat yang dirangkum dalam rekomendasi sering kurang mendapatkan sambutan positif dari eksekutif. Anggota DPRD Sumut HM Nezar Djoeli di Medan, Senin, mengatakan, pihaknya sangat mengharapkan pihak eksekutif dapat merealisasikan berbagai aspirasi masyarakat yang disampaikan dalam reses tersebut. "Kalau tidak (diperhatikan), anggota dewan akan dituduh berbohong, bahkan dianggap melakukan pembohongan publik," katanya. Sebenarnya, kata Nezar, kegiatan reses tersebut sangat positif untuk menampung berbagai aspirasi yang berkembang di tengah-tengah masyarakat. Dalam reses tersebut, banyak problematika yang belum terpantau pihak eksekutif, tetapi dapat diterima langsung wakil rakyat. Seluruh aspirasi dalam reses itu dirangkum menjadi rekomendasi yang disampaikan ke pihak eksekutif untuk ditindaklanjuti. Karena itu, rekomendasi reses yang disampaikan nantinya dalam rapat paripurna perlu diperhatikan secara serius agar permasalahan yang dialami masyarakat dapat diselesaikan dengan cepat. Namun dalam kenyataan selama ini, ada kesan kuat jika berbagai rekomendasi reses yang diberikan tersebut kurang mendapatkan perhatian serius, termasuk dari Pemprov Sumut. Dengan berbagai pertimbangan yang kurang dapat diterima, Pemprov Sumut terkesan hanya mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan mengabaikan rekomendasi reses. Kondisi itu menyebabkan banyak anggota DPRD Sumut yang dituduh berbohong karena tidak mampu merealisasikan berbagai aspirasi masyarakat yang disampaikan dalam reses. Padahal, masyarakat sangat serius menyampaikan aspirasinya dalam reses karena merasa ada saluran untuk mengatasi masalah yang sedang dihadapi. "Saya juga merasakan. Mereka (masyarakat) menganggap seluruh anggota dewan berbohong," kata politisi Partai Nasdem itu. Menurut dia, kurangnya perhatian Pemprov Sumut dalam menyahuti berbagai rekomendasi yang disampaikan menyebabkan banyak pihak menilai reses tersebut sebagai kegiatan yang sia-sia. "Malah, banyak yang menuduh anggota dewan hanya 'hura-hura' dalam reses," ujar Nezar. Dilema dalam kegiatan reses tersebut juga diungkapkan anggota DPRD Sumut dari Fraksi PDI Perjuangan Brilian Moktar. "Kita menghabiskan anggaran sekitar Rp50 juta dalam reses, tetapi hasilnya sering kurang memuaskan," katanya. ***2*** (T.I023/B/A. Lazuardi/A. Lazuardi) 03-08-2015

Pewarta: Irwan Arfa

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2015