Medan, 2/8 (Antara) - Pasangan Dzulmi Eldin dan Achyar Nasution dinilai hanya memiliki dua mesin politik dalam pilkada yakni Partai Keadilan Sejahtera dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, meski mereka didukung delapan partai. Kepada Antara di Medan, Minggu, pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) Sohibul Ansor Siregar mengatakan, dua parpol itu dapat menjadi mesin politik karena memiliki pendukung dan kader yang militan. Dengan berbasis kader dan ideologi, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) memiliki cara kerja yang khusus dalam mengarahkan suara kader. Apalagi jika dikaitkan dengan PKS yang dikenal memiliki pendukung yang sangat militan dan sangat mematuhi pimpinan parpol yang umumnya berasal dari kalangan pemuka agama tersebut. "PKS itu 'mengakar', mulai dari atas hingga bawah. Mereka militan mulai dari start hingga akhir," katanya. Apalagi pasangan Eldin-Achyar juga dinilai sebagai format yang tepat untuk didukung dalam pilkada yang diselenggarakan secara serentak tersebut. "Kalau formatnya tidak tepat, biasanya mereka (PKS) 'mbalelo," kata Sohibul. Namun, ia meragukan mampunya mesin politik PDIP bekerja secara maksimal karena format dukungan yang diberikan berbeda dengan "tradisi" PDIP di Sumatera Utara. Di Jawa, tradisi yang dimiliki PDIP cukup nasionalis dan lebih mengedepankan Soekarnoisme sehingga dapat menerima berbagai pihak tanpa melihat aspek SARA dan asal golongan. Kondisi itu berbeda dengan tradisi PDIP di Sumatera Utara yang terkesan lebih menonjolkan aspek SARA dan asal golongan dalam pemberian dukungan. "Eldin boleh mendapatkan dukungan, tetapi sosok Achyar Nasution dinilai bukan karakter PDIP," katanya. Kondisi tersebut merupakan "keuntungan" bagi pasangan Ramadhan Pohan-Eddie Kusuma yang menjadi pesaing calon Eldin-Achyar dalam pilkada Kota Medan. "Kalau Ramadhan Pohan pintar, suara dari PDIP justru bisa didapatkannya," uja Sohibul. ***2*** (T.I023/B/I. Sulistyo/I. Sulistyo)

Pewarta: Irwan Arfa

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2015