Dairi, 10/4 (Antarasumut) - Kepala Kepolisian Resor Dairi, AKBP Gidion Arif Setyawan bersama staf dan anggota Kodim 0206 Dairi serta petugas kecamatan gotong royong (Gotroy) bersama warga Desa Kentara Kecamatan Lae Parira. Mereka membersihkan irigasi Gabe Las sebagai sumber utama pasokan air persawahan seluas 400 hektar, Jumat.
Gidion menerangkan, 60 personil polisi dikerahkan guna merespon aspirasi masyarakat. Pada pemberian bantuan benih padi 3 pekan lalu, petani mengajak polisi menunjukkan konstribusi riil bagi rakyat. Gidion didampingi Wakapolres Kompol Samson Siregar dan Kasat Reskrim AKP Heri Syofian menyebut, usulan itu merupakan hal wajar direspons. Karenanya, sejumlah tim diturunkan berbaur membagi beban masyarakat. Perwira menengah putra seorang sopir bus umum ini mengatakan, sangat memahami kerinduan arus bawah demi menciptakan harmoni dengan aparatur.
Ketua Persatuan Petani Pemakai Air (P3A) mengapresiasi keterbukaan Gidion. Selama puluhan tahun, baru kali ini komandan begitu dekat dengan rakyat. Buktinya, kekuatan besar dicurahkan mengurangi energi para pembudidaya. Diakuinya, kehadiran polisi dan TNI AD merupakan semangat baru, sebab dalam kegiatan gotong royong terdahulu, jumlah peserta hanya 15 orang. Kali ini, peserta dari kalangan petani mencapai 150 orang dibagi 3 kelompok.
Hal senada diutarakan Jonathin Sihite dan Sariaman Sihombing. Keduanya menyatakan bangga melihat polisi dan tentara bekerja sama menyentuh pertanian. Irigasi itu sendiri memiliki panjang 3 kilometer. Pihaknya menemukan kendala lantaran di satu lokasi terdapat bebatuan. Akibatnya, lahan sekitar sering banjir dampak luapan. Mengandalkan tenaga manual dirasa sulit diatasi.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2015
Gidion menerangkan, 60 personil polisi dikerahkan guna merespon aspirasi masyarakat. Pada pemberian bantuan benih padi 3 pekan lalu, petani mengajak polisi menunjukkan konstribusi riil bagi rakyat. Gidion didampingi Wakapolres Kompol Samson Siregar dan Kasat Reskrim AKP Heri Syofian menyebut, usulan itu merupakan hal wajar direspons. Karenanya, sejumlah tim diturunkan berbaur membagi beban masyarakat. Perwira menengah putra seorang sopir bus umum ini mengatakan, sangat memahami kerinduan arus bawah demi menciptakan harmoni dengan aparatur.
Ketua Persatuan Petani Pemakai Air (P3A) mengapresiasi keterbukaan Gidion. Selama puluhan tahun, baru kali ini komandan begitu dekat dengan rakyat. Buktinya, kekuatan besar dicurahkan mengurangi energi para pembudidaya. Diakuinya, kehadiran polisi dan TNI AD merupakan semangat baru, sebab dalam kegiatan gotong royong terdahulu, jumlah peserta hanya 15 orang. Kali ini, peserta dari kalangan petani mencapai 150 orang dibagi 3 kelompok.
Hal senada diutarakan Jonathin Sihite dan Sariaman Sihombing. Keduanya menyatakan bangga melihat polisi dan tentara bekerja sama menyentuh pertanian. Irigasi itu sendiri memiliki panjang 3 kilometer. Pihaknya menemukan kendala lantaran di satu lokasi terdapat bebatuan. Akibatnya, lahan sekitar sering banjir dampak luapan. Mengandalkan tenaga manual dirasa sulit diatasi.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2015