Langkat, Sumut, 15/6 (Antara) - Angka kematian ibu dan bayi di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, untuk semester pertama tahun 2015 dinilai masih tinggi.

"Cukup tinggi, tercatat ada 30 bayi dan delapan ibu yang meninggal," kata Ketua Forum Peduli Kesehatan Masyarakat (FPKM) Kabupaten Langkat Soerkani, di Stabat, Senin.

Menurut Soerkani, pihaknya berupaya untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi tersebut dengan melakukan advokasi serta penyuluhan di desa-desa yang berada di tujuh kecamatan yaitu Kecamatan Besitang, Babalan, Hinai, Secanggang, Stabat, Salapian, dan Sei Bingei.

"Berbagai kegiatan itu dilakukan melalui kerja sama dengan sejumlah organisasi dengan dana sendiri, tanpa ada bantuan dari pihak lain. Dalam waktu dekat ini, akan dilakuka lagi melalui kerja sama dengan 'Dompet Dhuafa'," katanya.

Di samping itu, pihaknya juga juga akan bekerja sama dengan pihak ketiga dalam menjalankan program yang telah dirumuskan dengan Dinas Kesehatan Langkat.

"Kita akan sinergikan program FPKM yang ada ini dengan Dompet Dhuafa diantaranya tentang santunan bagi bayi miskin, tambahan gizi, serta bantuan sekolah bagi keluarga miskin yang ada di Langkat," katanya.

Soerkani juga mengungkapkan akan berusaha menurunkan angka kematian ibu dan bayi ini pada semester kedua yang didukung surat edaran Bupati Langkat tentang pertolongan persalinan aman yang disesuaikan dengan Peraturan Daerah (Perda) Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir tahun 2015.

Sementara itu dalam pertemuan dengan FPKM, Direktur Dompet Dhuafa Hambali mengatakan, pihaknya merasa senang dengan kehadiran FPKM di Langkat, karena selama ini telah melakukan kegiatan pembinaan terhadap kaum dhuafa, diantaranya pemberian bantuan ternak.

Demikian juga dengan pelaksanaan seminar selaras, pemberian bea siswa, penyantunan anak yatim yang diberikan untuk peningkatan perekonomian yang ada di Langkat, katanya. ***4***
(T.KR-IFZ/C/I. Arfa/I. Arfa)

Pewarta: Imam Fauzi

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2015