Medan,  (Antara) - Pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara pada triwulan I/2015 mengalami perlambatan atau hanya tumbuh 4,78 persen dibandingka periode sama 2014 yang mencapai 5,24 persen akibat dampak krisis global yang masih dirasakan.

"Meski melambat, tetapi perekonomian yang masih bertumbuh itu menggembirakan. Apalagi dibandingkan posisi triwulan IV/2014 ada peningkatan 1,61 persen," kata Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut Ateng Hartono di Medan, Selasa.

Menurut dia, pertumbuhan ekonomi Sumut pada triwulan I yang sebesar 4,78 persen itu didukung oleh hampir semua lapangan usaha kecuali industri pengolahan serta pengadaan listrik dan gas.

Berdasarkan pendekatan produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha pertambangan dan penggalian sebesar 12,25 persen.

Sedangkan dari sisi pengeluaran oleh komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga yang bertumbuh 4,91 persen.

"Usaha pertambangan memang sudah memberi andil besar juga dalam pertumbuhan ekonomi Sumut di tengah sedang lesunya usaha komoditas,"katanya.

Presiden Direktur Tambang Emas Martabe, Peter Albert menyebutkan, Martabe terus meningkatkan kinerja usahanya setelah berhasil menujukkan kemampuan bertahan bahkan eksis di tengah fkutuasi harga emas.

Data menunjukkan pada triwulan pertama 2015, produksi emas Martabe mencapai 84.220 ounce ekuivalen dengan produksi emas selama satu tahun sebesar 337.000 ounce.

Sedangkan perak yang dihasilkan mencapai 651.218 ounce ekuivalen dengan produksi perak setahun sebesar 2,6 juta ounce.

Pengamat ekonomi Sumut, Wahyu Ario Pratomo menyebutkan,Pemerintah perlu menekan kenaikan harga berbagai barang termasuk bahan bakar minyak dan gas untuk bisa menaikkan perekonomian Sumut.

"Harga barang yang mahal menyulitkan masyarakat sehingga pada akhirnya pertumbuhan ekonomi tertekan,"katanya.***3***
(T.E016/B/N. Yuliastuti/N. Yuliastuti)

Pewarta: Evalisa Siregar

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2015