Medan, 12/3 (Antara) - Nilai ekspor Sumatera Utara ke Republik Rakyat Tiongkok (RRT) anjlok 62,22 persen menjadi 38,382 juta dolar AS dari periode sama 2013 yang sudah mencapai 101,592 juta dolar AS.
"Penurunan ekspor ke RRT itu dampak masih terjadinya krisis global dimana permintaan dari negara itu masih lemah," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut Wien Kusdiatmono di Medan, Kamis.
Ekspor Januari 2015 itu bahkan jauh lebih rendah atau turun 52,73 persen dari posisi Desember 2014 yang mencapai 81,190 juta dolat AS.
Wien menyebutkan, selain ke RRT, penurunan ekspor juga terjadi ke sejumlah negara seperti ke India dan Jepang.
Namun diakui, persentase tertinggi penurunannya terjadi pada RRT yang sebesar 62,22 persen.
Sekretaris Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sumut, Laksamana Adiyaksa, mengakui, turunnya ekspor Sumut ke RRT dampak melemahnya penjualan dan harga karet dan minyak sawit mentah.
Asumsi itum katanya mengacu, pada data bahwa selama ini negara tujuan ekspor minyak sawit mentah dan karet itu adalah ke RRT.
"Dewasa ini sedang terjadi penurunan permintaan dan harga karet dan minyak sawit mentah sehingga otomatis nilai ekspor Sumut ke RRT menurun," katanya.
Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut Edy Irwasyah, mengakui masih melemahnya ekspor dan harga karet.
Permintaan yang melemah dan harga yang turun itu dampak masih berlangsungnya krisis global yang sudah terjadi sejak beberapa tahun terakhir,***3***Budi Suyanto
(T.E016/B/B. Suyanto/B. Suyanto) 12-03-2015 1
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2015
"Penurunan ekspor ke RRT itu dampak masih terjadinya krisis global dimana permintaan dari negara itu masih lemah," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut Wien Kusdiatmono di Medan, Kamis.
Ekspor Januari 2015 itu bahkan jauh lebih rendah atau turun 52,73 persen dari posisi Desember 2014 yang mencapai 81,190 juta dolat AS.
Wien menyebutkan, selain ke RRT, penurunan ekspor juga terjadi ke sejumlah negara seperti ke India dan Jepang.
Namun diakui, persentase tertinggi penurunannya terjadi pada RRT yang sebesar 62,22 persen.
Sekretaris Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sumut, Laksamana Adiyaksa, mengakui, turunnya ekspor Sumut ke RRT dampak melemahnya penjualan dan harga karet dan minyak sawit mentah.
Asumsi itum katanya mengacu, pada data bahwa selama ini negara tujuan ekspor minyak sawit mentah dan karet itu adalah ke RRT.
"Dewasa ini sedang terjadi penurunan permintaan dan harga karet dan minyak sawit mentah sehingga otomatis nilai ekspor Sumut ke RRT menurun," katanya.
Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut Edy Irwasyah, mengakui masih melemahnya ekspor dan harga karet.
Permintaan yang melemah dan harga yang turun itu dampak masih berlangsungnya krisis global yang sudah terjadi sejak beberapa tahun terakhir,***3***Budi Suyanto
(T.E016/B/B. Suyanto/B. Suyanto) 12-03-2015 1
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2015