Balige, Sumut, 10/2 (Antara) - Kenaikan drastis harga kemiri di Kabupaten Toba Samosir (Tobasa), Sumatera Utara, meningkatkan gairah para petani lokal untuk mengembangkan komoditi tersebut.

"Naiknya harga kemiri dari sebelumnya sekitar Rp5.000 menjadi Rp8.000 per kilogram membuat petani setempat kian bergairah untuk mengembangkan tanaman ini," kata Poltak Simanjuntak (46), petani kemiri di Balige, Selasa.

Petani di kabupaten yang terletak di pinggir danau Toba itu banyak yang lebih memilih mengusahai tanaman perkebunan, seperti kopi, kemiri dan coklat karena harganya dianggap lebih memberikan keuntungan lebih menjanjikan dibandingkan menanam komoditas padi.

Ia mengatakan, saat ini harga kemiri di pasarĀ  bisa di atas Rp8.000/kg, meski pada beberapa bulan sebelumnya sempat anjlok hingga Rp3.000/kg.

Untuk mengatasi fluktuasi harga, kata Simanjuntak, pihak pemerintah tentu berkewajiban untuk mengantisipasi, sehingga harga komoditas itu bisa diselamatkan, agar para petani tetap bergiat mengembangkan budidaya pertanian.

"Petani memerlukan jaminan harga agar tetap bisa mendapatkan keuntungan saat harga turun. Jika pemerintah dapat memberi jaminan harga menjanjikan tentu petani akan semakinĀ  berminat menanam kemiri," katanya.

Petani lainnya, Marudut Pardede menambahkan, kenaikan harga merupakan salah satu kondisi yang bisa meningkatkan gairah petani kemiri untuk mengembangkan budidaya tanaman tersebut.

Ia mengaku, anjloknya harga kemiri pada beberapa waktu sebelumnya, sempat membuat turun semangat petani untuk mengembangkan kemiri, bahkan sebagian di antaranya sempat menebang pohon yang mereka tanam, akibat harga sangat rendah yakni hanya berkisar Rp900 per kilogram pada tahun 2011.

"Harga kemiri mulai mengalami kenaikan baru beberapa tahun terakhir, dan ini tentunya sangat menggembirakan bagi petani," katanya.

Sementara itu, staf Dinas Pertanian Tobasa, Siahaan menjelaskan, kemiri merupakan tumbuhan yang bijinya dimanfaatkan sebagai sumber minyak dan rempah-rempah.

Untuk mengembangkan komoditas ini, kata dia, petani tidak membutuhkan biaya besar, seperti tanaman hortikultura lainnya dan tidak memerlukan biaya perawatan banyak.

Mengembangkan kemiri tidak begitu sulit dan tidak membutuhkan biaya yang besar untuk perawatan, kata Siahaan. ***3***
(KR-HIN)


(T.KR-HIN/C/Suparmono/Suparmono) 10-02-2015

Pewarta: Imran Napitupulu

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2015