New York, 25/10 (Antara/Xinhua) - Kurs dolar AS melemah terhadap mata uang utama lainnya pada Jumat (Sabtu pagi WIB) dan jatuh terhadap yen Jepang untuk pertama kalinya dalam enam hari, karena penyebaran virus Ebola memicu permintaan aset-aset "safe haven".

         Seorang dokter New York yang baru-baru ini kembali dari Afrika Barat telah diuji positif untuk Ebola pada Kamis malam, menjadi kasus pertama yang didiagnosis di kota ini, sehingga memicu kepanikan di antara warga New York.

         Para investor beralih ke aset-aset "safe haven" seperti yen Jepang dan franc Swiss untuk menghindari potensi kerugian.

         Indeks dolar, yang melacak greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,17 persen menjadi 85,699 pada akhir perdagangan.

         Pasar sedang menunggu pertemuan kebijakan dua hari Federal Reserve yang dimulai 28 Oktober. Bank sentral berjanji setelah pertemuan September bahwa ia akan mempertahankan suku bunga mendekati nol untuk "waktu yang cukup".

         Momentum kenaikan keseluruhan ekonomi AS akhir-akhir ini telah meningkatkan ekspektasi pasar bahwa Fed akan menaikkan suku bunga acuannya sebelum pertengahan 2015.

         Di sisi ekonomi, Departemen Perdagangan AS mengatakan Jumat bahwa penjualan rumah keluarga tunggal baru AS pada September naik 0,2 persen ke tingkat tahunan yang disesuaikan secara musiman 467.000, tertinggi sejak Juli 2008.

         Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi 1,2666 dolar dari 1,2653 dolar di sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi 1,6078 dolar dari 1,6031 dolar. Dolar Australia naik ke 0,8798 dolar dari 0,8761 dolar.

         Dolar dibeli 108,07 yen Jepang, lebih rendah dari 108,19 yen pada sesi sebelumnya. Greenback turun ke 0,9523 franc Swiss dari 0,9536 franc Swiss, dan bergerak turun menjadi 1,1229 dolar Kanada dari 1,1234 dolar Kanada.

    (T.A026/B/A. Suhendar/A. Suhendar) 25-10-2014 05:20:44

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2014