Medan, 2/10 (Antara) - Wagub Sumtera Utara HT Erry Nuradi berharap keberadaan Balai Karantina Pertanian Medan dapat meningkatkan kualitas berbagai produk hortikultura asal daerah itu sehingga dapat meningkatkan volume ekspor.

"BKP merupakan 'ujung tombak' dalam peningkatan volume ekspor," katanya dalam peresmian kantor Balai Karantina Pertanian (BKP) Kelas 2 Medan di kawasan Bandara Kualanamu, Kamis.

Selama ini, kata Wagub, Sumut dikenal sebagai salah satu provinsi yang menjadi sentra horkultura di tingkat nasional dengan kualitas produk yang cukup baik.

Karena itu, tidak mengherankan jika sayur-sayuran dan buah-buahan asal Sumut banyak yang diekspor, seperti ke Singapura, Malaysia, Jepang, Thailand, bahkan ke negara Eropa.

Namun tanpa diketahui penyebab secara pasti, dalam dua tahun terakhir, volume ekspor berbagai produk hortikultura asal Sumut mengalami penurunan.

Ia mencontohkan volume ekspor palawijaya Sumut yang mencapai sekitar 5,8 juta dolar AS pada tahun 2012 menurun hingga 2,8 juta dolar AS hingga September 2014.

Volume ekspor buah hanya mencapai 1,153 juta dolar AS. Peningkatan yang terdapat pada ekspor sayur-sayuran yakni 10,2 juta dolar AS pada 2012 menjadi 11,92 juta dolar AS hingga September 2014.

Dengan peranan BKP Kelas 2 Medan, diharapkan berbagai produk hortikultura asal Sumut dapat diseleksi sehingga menghasilkan komi]oditi terbaik untuk diekspor ke negara tujuan.

Jika kualitas komoditi yang dikirim tersebut sangat baik, diperkirakan permintaan dari luar negeri akan semakin banyak sehingga petani Sumut dapat meningkatkan produksinya.

Selain itu, pihaknya juga mengharapkan BKP Kelas 2 Medan dapat mengantisipasi masuknya berbagai komoditi yang tidak berkualitas ke Sumut, terutama menjelang pemberlakuan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).

"Dengan pemberlakuan MEA, tentu kita tidak mau hanya menjadi penonton," katanya.

Kepala Badan Karantina Pertanian Kementan Banun Harpini mengatakan, BKP memiliki dua sistem tugas yakni sistem elektronik karantina tumbuhan (Electronic System for Plan Quarantine/E-PLAQ) dan sistem elektronik karantina veteriner (Electronic System for Quarantine Veteriner/E-QVET).

Selain untuk meningkatkan kecepatan proses layanan terkait ekspor dan impor komoditas pertanian, sistem itu dapat memperkuat daya saing produk pertanian Indonesia.

Dengan fungsi yang dimiliki, berbagai perjanjian perdagangan bebas akan lebih terkendali, mengatasi penyelundupan, dan memberikan kepastian bagi kegiatan usaha di Indonesia.

Kantor BKP Kelas 2 Medan yang dibangun sejak tahun 2012 juga sangat baik karena terintergrasi dengan berbagai sarana pendukung seperti laboratorium dan fasilitas kandang yang berada dalam satu komplek.

Dengan begitu, BKP Kelas 2 Medan diharapkan dapat memberikan pelayanan lebih baik. "Meski berada di perkampungan, tetapi kampung yang indah," katanya.

***2***
(T.I023/B/M.M. Astro/M.M. Astro)

Pewarta: Irwan Arfa

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2014