Medan, 19/7 (Antara) - Keluarga korban pesawat Malaysia Airlines (MAS) MH17, Hendry (28) penduduk Jalan Garuda 28 A Kelurahan Banten Timur, Kecamatan Medan Tembung, Sumatera Utara, masih dalam kondisi syok.
"Mohon maaf ya bang, dan jangan dulu ditanyai orang tua kami, karena masih dalam suasana berkabung," kata Chiristine (20), adik kandung korban Hendry ketika ditemui di rumahnya di Jalan Garuda Medan, Sabtu.
Orang tua Hendry, Ng Sian Seng (49) sampai saat ini masih keadaan lemas dan terbaring di rumah ketika mengetahui anaknya ikut jadi korban pesawat MH17 yang jatuh di Ukraina.
"Tolong sekali lagi ya bang, ayah kami jangan dulu diwawancarai karena masih lemas dan tidak konsentrasi untuk menjelaskan atas peristiwa yang dialami Hendry," ucap Christine yang kelihatan sangat sedih.
Dia menyebutkan, sebelum peristiwa naas yang dialami korban, dan memang Hendry ada menelepon ayahnya ke Medan dan menyebutkan dirinya dalam keadaan sehat selama liburan di Belanda.
"Saya saat ini berada di Bandara Amsterdam, dan sebentar lagi akan "take off" (tinggal landas) menuju Kuala Lumpur, Malaysia," kata Christine mengutip ucapan Abangnya Hendry.
Namun, tidak berapa lama kemudian setelah pembicaraan korban Hendry dengan Ayahnya Ng Siang Seng, pihak keluarga memperoleh informasi bahwa pesawat MH17 yang ditumpangi Hendry jatuh di Ukraina.
"Ayah kami merasa tepukul atas kejadian jatuhnya pesawat MH17 dan kebetulan anaknya Hendry berada dalam penerbangan pesawat milik Malaysia itu. Saat ini orang tua kami masih sedih mengenang kejadian tersebut," kata Christine.
Hendry (28) merupakan salah satu dari 12 warga negara Indonesia yang ikut dalam penerbangan pesawat MAS MH17 yang jatuh di bagian timur Ukraina, Kamis (17/7).
Pesawat MAS diduga kuat jatuh akibat terkena tembakan peluru kendali.
MH17 yang menggunakan pesawat jenis Boeing 777 itu meninggalkan Amsterdam pada pukul 12.15 waktu Amsterdam dan dijadwalkan tiba di Kuala Lumpur pada pukul 6.10 waktu setempat pada Jumat, kata maskapai tersebut.
Pihak Malaysia Airlines mengatakan penerbangan MH17 membawa 280 penumpang dan 15 awak. (M034)
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2014
"Mohon maaf ya bang, dan jangan dulu ditanyai orang tua kami, karena masih dalam suasana berkabung," kata Chiristine (20), adik kandung korban Hendry ketika ditemui di rumahnya di Jalan Garuda Medan, Sabtu.
Orang tua Hendry, Ng Sian Seng (49) sampai saat ini masih keadaan lemas dan terbaring di rumah ketika mengetahui anaknya ikut jadi korban pesawat MH17 yang jatuh di Ukraina.
"Tolong sekali lagi ya bang, ayah kami jangan dulu diwawancarai karena masih lemas dan tidak konsentrasi untuk menjelaskan atas peristiwa yang dialami Hendry," ucap Christine yang kelihatan sangat sedih.
Dia menyebutkan, sebelum peristiwa naas yang dialami korban, dan memang Hendry ada menelepon ayahnya ke Medan dan menyebutkan dirinya dalam keadaan sehat selama liburan di Belanda.
"Saya saat ini berada di Bandara Amsterdam, dan sebentar lagi akan "take off" (tinggal landas) menuju Kuala Lumpur, Malaysia," kata Christine mengutip ucapan Abangnya Hendry.
Namun, tidak berapa lama kemudian setelah pembicaraan korban Hendry dengan Ayahnya Ng Siang Seng, pihak keluarga memperoleh informasi bahwa pesawat MH17 yang ditumpangi Hendry jatuh di Ukraina.
"Ayah kami merasa tepukul atas kejadian jatuhnya pesawat MH17 dan kebetulan anaknya Hendry berada dalam penerbangan pesawat milik Malaysia itu. Saat ini orang tua kami masih sedih mengenang kejadian tersebut," kata Christine.
Hendry (28) merupakan salah satu dari 12 warga negara Indonesia yang ikut dalam penerbangan pesawat MAS MH17 yang jatuh di bagian timur Ukraina, Kamis (17/7).
Pesawat MAS diduga kuat jatuh akibat terkena tembakan peluru kendali.
MH17 yang menggunakan pesawat jenis Boeing 777 itu meninggalkan Amsterdam pada pukul 12.15 waktu Amsterdam dan dijadwalkan tiba di Kuala Lumpur pada pukul 6.10 waktu setempat pada Jumat, kata maskapai tersebut.
Pihak Malaysia Airlines mengatakan penerbangan MH17 membawa 280 penumpang dan 15 awak. (M034)
Editor :
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2014