Brasilia, 9/7 (Antara) - Jutaan penonton di seluruh dunia dipastikan hampir tidak percaya menyaksikan Tim Panzer Jerman tanpa belas kasihan melindas tuan rumah Brasil 7-1 di semifinal Piala Dunia 2014 di Belo Horizonte, Selasa (Rabu WIB).

Stadion Mineirao yang dipadati 63.000 penonton itu seperti berubah menjadi ladang pembantaian ketika Jerman sudah mencetak lima gol hanya dalam waktu 29 menit pertama.

Yang menjadi pertanyaan berikutnya bukan lagi apakah Brasil akan mampu bangkit, tapi berapa gol lagi akan bersarang ke gawang Julio Caesar melihat rapuhnya pertahanan tuan rumah.

Jerman benar-benar membuat seluruh Brasil berduka karena pada babak kedua masih menambah dua gol lagi sehingga unggul 7-0 untuk menjadikan kekalahan tersebut sebagai kekalahan terburuk selama sejarah Piala Dunia.

Satu-satunya balasan Brasil dicetak oleh Oscar, pemain asal Chelsea yang usai pertandingan tidak bisa membendung air mata, sebagai mana puluhan ribu penonton yang langsung memberikan dukungan di stadion.

Kekalahan itu menjadi semakin tragis dan tidak kalah tragisnya dengan Tragedi Maracana (Maracazano) yang terjadi pada 1950 ketika tuan rumah menyerah 1-2 kepada Uruguay di pertandingan final.

Di stadion Mineirao yang baru dibangun itu, yang terlihat di layar raksasa adalah pemandangan mengharukan ketika seorang bocah laki-laki berlinang air mata melihat tim Brasil menjadi bulan-bulanan Jerman.

"Aduuuh... saya tidak tega lagi menyaksikan pertandingan ini. Rasanya ingin pertandingan cepat-cepat selesai, kok Brasil bisa kalah dengan cara tragis seperti ini," kata Yannes Achmad, staf KBRI Brasilia yang menyaksikan pertandingan melalui acara nonton bareng di kantor KBRI.

"Saya melihat Brasil ibarat ayam kehilangan induk karena tidak ada kapten Thiago Silva dan juga bintang mereka Neymar sehingga permainan mereka jadi 'kocar kacir'," kata Yannes, pria asal Maninjau, Sumatera Barat dan sudah berdomisili selama 32 tahun di Brasil.

Di Cafe Devassa yang berlokasi di pusat kota Brasilia, ratusan penonton yang menyaksikan pertandingan melalui layar lebar, tampak sudah tidak bergairah lagi, terutama setelah skor menunjukkan 5-0 untuk Jerman.

Seorang pengunjung pria yang mengenakan baju kaos kuning, seragam tim nasional Brasil, bukannya bertepuk tangan menyambut gol balasan Oscar, tapi malah mengacungkan jari tengah tinggi-tinggi di tengah kerumuman pengunjung.

Kekalahan Terburuk
Kekalahan dengan skor 1-7 yang merupakan kekalahan terburuk dalam 100 tahun sejarah Piala Dunia itu, terjadi setelah 64 tahun kekalahan dramatis di final Piala Dunia 1950 yang dikenal dengan sebutan "Maracanazo".

Usai pertandingan, Presiden Brasil Dilma Rousseff pun angkat bicara melalui akun Twitter-nya.

"Seperti warga Brasil lainnya, saya sangat sangat sedih dengan kekalahan ini. Saya juga ingin menyampaikan permintaan maaf kepada kita semua, pendukung dan para pemain," kata Rousseff yang tidak menyaksikan pertandingan di stadion.

Popularitas Rousseff dalam satu tahun terakhir terus turun menyusul aksi protes terhadap penyelenggaraan Piala Dunia 2014 yang menelan anggaran sebesar 11 miliar dolar AS.

Tapi sebuah jajak pendapat mengungkapkan bahwa Rousseff yang kembali mencalonkan diri sebagai presiden untuk periode kedua pada Oktober mendatang, masih unggul dibanding lawan-lawannya.

Sementara itu pelatih Brasil Luiz Felipe Scolari mengakui bahwa bahkan tim Jerman sendiri tidak percaya dengan apa yang terjadi.

David Luiz sambil bercururan air mata juga menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat Brasil yang sudah berharap banyak kepada tim nasional mereka.

"Saya ingin melihat rakyat tersenyum. Kami semua sadar betapa pentingnya bagi kami untuk melihat semua orang Brasil bergembira, setidaknya melalui prestasi sepak bola," kata David Luiz.

Seorang komentator televisi pun menyebut tragedi di Belo Horizonte tersebut sebagai "Mineirazo" sebagai perbandingan dengan "Maracanazo". (A032)

Pewarta: Atman Ahdiat

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2014