Labuhan Batu, Sumut, 14/6 (Antara) - Harga jual serta produksi komoditi karet dan sawit di Kabupaten Labuhanbatu selama dua pekan terakhir mengalami penurunan.

Jika biasanya karet masih Rp5600 per kilogram, saat ini menjadi Rp5100, sedangkan harga jual sawit biasanya Rp1800, kini tinggal Rp1400 setiap kilonya, menurut Supratman (42), petani warga Desa Perbauangan, Kecamatan Bilah Hulu di Rantauprapat, Sabtu.

Sedangkan untuk produksi, hasil kedua tanaman itupun mengalami penurunan hingga 34 persen. "Sejak dua minggu inilah," kata Supratman.

Turunnya harga disebabkan masuknya musim kemarau sehingga menyebabkan kurangnya pasokan air terhadap tanaman karet maupun kelapa sawit, serta menjelang hari-hari besar.

"Memang kalau mau hari besar turun harga jual. Selain itu juga akibat kemarau menyebabkan kulit karet mengeras sehingga tetesan airnya berkurang. Kalau sawit agak lama masaknya," ujarnya.

Biasanya tambah petani karet dan sawit tersebut, situasi akan kembali pulih diperhitungkan setelah berlalunya hari besar serta datangnya musim hujan.

Dijelaskannya, untuk harga jual normal lahan di perkampungan, 1 hektar tanaman sawit menghasilkan 1,3 ton per hektar, sedangkan karet akan menghasilkan 320 kilogram setiap bulannya per hektar.

"Harga ini bisa saja beda dengan tanaman daerah lain, faktor tanah dan perawatan sangat berpengaruh terhadap hasil produksi, kalau dibandingkan dengan milik perusahaan, pasti beda," terangnya lagi.

Pewarta: Joko Gunawan

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2014