Oleh Irwan Arfa
Medan, 5/4 (Antara) - Bandar Udara Internasional Kuala Namu atau Kuala Namu International Airport (KNIA) dinilai belum menjadi kebanggaan masyarakat Sumatera Utara, karena belum memberikan kontribusi besar dan belum menunjukkan performa maksimal.
Pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) Sohibul Anshor Siregar di Medan, Sabtu, mengatakan, setelah dipindahkan dari Polonia, banyak warga masyarakat kehilangan pekerjaannya.
Karena itu, kata dia, manajemen Bandara Kuala Namu harus dapat menggantikan kerugian sosial tersebut, dengan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat Sumut.
Dengan adanya manfaat di bidang perekonomian, diharapkan dapat menimbulkan rasa memiliki dan kebanggaan bagi masyarakat Sumut terhadap bandara yang telah diresmikan Presiden Yudhoyono pada 27 Maret tersebut.
"Jadi, keberadaan Bandara Kuala Namu belum menjadi sebuah prestasi," katanya.
Selain itu, kebaradaan Bandara Kuala Namu juga belum menjadi kebanggaan masyarakat Sumut karena masih banyaknya kendala dalam akses transportasi darat.
Memang, kata dia, Bandara Kuala Namu memiliki keistimewaan tersendiri karena memiliki infrastruktur kereta api yang belum dimiliki bandara lain di Tanah Air.
Namun akses menuju bandara yang berlokasi di Kabupaten Deliserdang tersebut banyak yang masih belum diselesaikan sehingga pengguna jasa penerbangan belum mendapatkan kemudahan untuk menuju Bandara Kuala Namu.
Apalagi pembangunan jalan menuju Bandara Kuala Namu juga belum diketahui perkembangannya. "(Kemudahan) itu yang belum kelihatan disana," ujar Siregar.
Direktur Lembaga Advokasi dan Perlindungan Konsumen (LAPK) Farid Wajdi mengatakan, Bandara Kuala Namu belum memberikan pelayanan maksimal, seperti belum kuatnya aspek keamanan dan kenyamanan pagi pengunjung dan pengguna jasa penerbangan di tempat itu.
Ia mencontohkan masih adanya kendaraan pengunjung hilang atau masyarakat yang kehilangan barang dalam kendaraan yang diparkir.
Namun, GM PT Angkasa Pura 2 Cabang Bandara Kuala Namu HT Said Ridwan menyatakan, pihaknya terus melakukan pembenahan dalam pelayanan bandara yang telah dioperasikan sejak 27 Juli 2013 tersebut.
Salah satu upaya pembenahan itu ditandai dengan pergantian beberapa pejabat fungsional di bidang keamanan terminal dan kargo Bandara Kuala Namu. (I023)
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2014
Medan, 5/4 (Antara) - Bandar Udara Internasional Kuala Namu atau Kuala Namu International Airport (KNIA) dinilai belum menjadi kebanggaan masyarakat Sumatera Utara, karena belum memberikan kontribusi besar dan belum menunjukkan performa maksimal.
Pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) Sohibul Anshor Siregar di Medan, Sabtu, mengatakan, setelah dipindahkan dari Polonia, banyak warga masyarakat kehilangan pekerjaannya.
Karena itu, kata dia, manajemen Bandara Kuala Namu harus dapat menggantikan kerugian sosial tersebut, dengan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat Sumut.
Dengan adanya manfaat di bidang perekonomian, diharapkan dapat menimbulkan rasa memiliki dan kebanggaan bagi masyarakat Sumut terhadap bandara yang telah diresmikan Presiden Yudhoyono pada 27 Maret tersebut.
"Jadi, keberadaan Bandara Kuala Namu belum menjadi sebuah prestasi," katanya.
Selain itu, kebaradaan Bandara Kuala Namu juga belum menjadi kebanggaan masyarakat Sumut karena masih banyaknya kendala dalam akses transportasi darat.
Memang, kata dia, Bandara Kuala Namu memiliki keistimewaan tersendiri karena memiliki infrastruktur kereta api yang belum dimiliki bandara lain di Tanah Air.
Namun akses menuju bandara yang berlokasi di Kabupaten Deliserdang tersebut banyak yang masih belum diselesaikan sehingga pengguna jasa penerbangan belum mendapatkan kemudahan untuk menuju Bandara Kuala Namu.
Apalagi pembangunan jalan menuju Bandara Kuala Namu juga belum diketahui perkembangannya. "(Kemudahan) itu yang belum kelihatan disana," ujar Siregar.
Direktur Lembaga Advokasi dan Perlindungan Konsumen (LAPK) Farid Wajdi mengatakan, Bandara Kuala Namu belum memberikan pelayanan maksimal, seperti belum kuatnya aspek keamanan dan kenyamanan pagi pengunjung dan pengguna jasa penerbangan di tempat itu.
Ia mencontohkan masih adanya kendaraan pengunjung hilang atau masyarakat yang kehilangan barang dalam kendaraan yang diparkir.
Namun, GM PT Angkasa Pura 2 Cabang Bandara Kuala Namu HT Said Ridwan menyatakan, pihaknya terus melakukan pembenahan dalam pelayanan bandara yang telah dioperasikan sejak 27 Juli 2013 tersebut.
Salah satu upaya pembenahan itu ditandai dengan pergantian beberapa pejabat fungsional di bidang keamanan terminal dan kargo Bandara Kuala Namu. (I023)
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2014