Medan, 31/1 (Antara) - Wakil Gubernur Sumatera Utara Tengku Erry Nuradi berharap semua pihak saling bantu menjaga kelestarian rumah Tjong A Fie sebagai salah satu bangunan bersejarah (heritage) di Medan.

Harapan tersebut ia sampaikan saat bersilaturahmi ke rumah peninggalan Tjong A Fie di kawasan Kesawan, Jl. Ahmad Yani Medan, dalam rangka perayaan Tahun Baru Imlek 2565, Jumat.

Usai bersilaturahmi, Tengku Erry dan isteri menyempatkan diri melihat sejumlah ruangan dan peninggalan keluarga Tjong A Fie, termasuk kamar pribadi Tjong A Fie semasa hidup.

Selain sebagai heritage, rumah Tjong A Fie dibangun tahun 1895 dan selesai tahun 1990 dengan gaya arstitektur paduan Tionghoa, Eropa, Melayu dan art-deco. Rumah dua lantai ini menjadi museum dan kerap dikunjungi wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.

Rumah Tjong A Fie ini dibuka untuk umum pada 18 Juni 2009 lalu, bersamaan peringataan ulang tahun ke-150 Tjong A Fie. Rumah Tjong A Fie didirikan pada tahun 1900, yang saat ini menjadi Tjong A Fie Memorial Institute dan juga dikenal dengan nama Tjong A Fie Mansion.

"Saya berharap rumah peninggalan Tjong A Fie tetap lestari sebagai warisan bagi generasi mendatang," katanya.

Tjong A Fie adalah seorang pengusaha, bankir dan kapitan yang sukses dan berasal dari Tiongkok pada zamannya dan dahulu sangat disegani masyarakat karena kerap berperan sebagai penengah jika terjadi cekcok antara etnis Tionghoa dan kaum etnis lainnya.

"Setidaknya, ketokohan Tjong A Fie menjadi inspirasi bagi generasi muda dalam membangun usaha," tambah Erry.

Sementara cucu Tjong A Fie, Fon Prawira mengatakan keluarga besar Tjong A Fie yang tergabung dalam Tjong A Fie Memorial Institute, berencana membangun hotel berlantai 10 di halaman bekang dalam waktu dekat dengan biaya mencapai Rp80 miliar.

"Kami sedang berusaha mencari dana untuk membangun hotel. Ini adalah salah satu upaya untuk melestarikan rumah Tjong A Fie. Rumah Tjong A Fie yang nantinya menjadi beranda hotel tempat pengunjung bersantai karena dekorasinya sangat mendukung," katanya.

Menurut dia, rumah besar (mansion) Tjong A Fie membawa pengunjung seolah-olah ke pergantian masa abad terakhir. Betapa tidak, ruangan berikut pernak-perniknya sebagian besar masih asli seperti kusen, lantai, dan perabot-perabotnya.

Sedikitnya 1.000 jenis perabotan barang antik milik keluarga ini masih tersimpan rapi seperti peralatan makan di ruang makan, lemari, ranjang berukiran khas Yunani, pakaian, koran terbitan tahun 1921 lampau, bahkan botol minuman anggur pabrikan keluarga Tjong A Fie di China juga dijejal di antara perlengkapan sehari-hari dalam rumah.

Tempat tinggal Tjong A Fie terbagi dalam tiga bagian, yaitu ruang inti di tengah, sayap kiri, dan sayap kanan.

Ruang sayap kanan masih digunakan keluarga Tjong A Fie, sehingga yang dibuka untuk umum adalah bangunan utama dan sayap kiri rumah, termasuk ruang utama di lantai 1 dan 2 yang digunakan untuk persembahyangan.

Ratusan foto yang menjadi saksi bisu perjalanan hidup Tjong A Fie terpajang apik di sepanjang dinding. Hanya saja bagian sayap kanan rumah kini lebih ditutup, disebabkan kondisi bangunan yang membutuhkan dana untuk direnovasi.

Banyak wisatawan dari luar Kota Medan, khusus mendatangi tempat ini untuk mengenal lebih dalam kebudayaan Tiongkok dan cikal bakal berdirinya Kota Medan.

"Dengan adanya usaha perhotelan, biaya perawatan rumah Tjong A Fie dapat ditanggulangi," katanya. (KR-JRD)

Pewarta: Juraidi

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2014