Kabanjahe, 19/1 (Antarasumut) -Jumlah pengungsi akibat erupsi Gunung Sinabung, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, hingga Minggu (19/1) di Posko Penampungan "Paroki" Kabanjahe mencapai sebanyak 1.095 jiwa atau 322 kepala keluarga.

"Jumlah pengungsi kemungkinan masih bisa bertambah, mengingat status gunung Sinabung yang dinilai masih sangat aktif," ujar Frater Andika Tarigan di Sekretariat Posko Paroki Kabanjahe, Minggu.

Memang, kata dia, dalam beberapa hari terakhir, tren erupsi gunung api yang menjadi puncak tertinggi di provinsi Sumatera Utara dengan ketinggian 2.460 meter itu, cenderung menunjukkan peningkatan.

Untuk itu, Frater Andika mengingatkan warga di sekitar lokasi bencana agar tetap waspada, guna menghindari ancaman yang sewaktu-waktu mungkin bisa terjadi.

Status Gunung Sinabung yang kembali aktif, setelah 1.200 tahun pada Jumat (17/1) lalu, sempat mengalami enam kali erupsi dalam rentang waktu pukul 00.00 hingga 16.00 WIB dan hingga kini belum dapat dipastikan kapan akan berhenti total.

Para pengungsi tersebut, menurut Andika, sebagian besar berasal dari Desa Berastepu, Gurukinayan, Sigarang-garang, Kuta Tengah, Kuta Raya serta beberapa desa berdekatan lainnya.

Selama dalam lokasi penampungan, sebagian di antara mereka yang memiliki bakat dalam bidang masak memasak diberi berbagai pelatihan keterampilan membuat kue.

"Hasil penjualan yang mereka peroleh akan digunakan untuk membantu meringankan kondisi keungan para pengungsi tersebut," katanya.

Sementara itu, Ketua Media Center Penanganan Bencana Gunung Sinabung Posko Kabanjahe, Jhonson Tarigan menyebutkan, jumlah pengungsi berpotensi untuk terus bertambah banyak, karena erupsi gunung Sinabung diperkirakan bisa semakin tinggi.

Menurut dia, masyarakat yang berada di bawah radius lima kilometer dari kawah Gunung Sinabung harus mengungsi ke lokasi lebih aman yang disediakan Pemerintah Kabupaten Karo.

Jhonson menjelaskan, jumlah pengungsi terakhir tercatat sebanyak 27.671 jiwa pada 40 titik penampungan, karena adanya peningkatan pengungsi pada Sabtu (18/1) malam yang cukup besar, dengan pertambahan pengungsi dari desa Sukandebi.

Evakuasi bagi sekitar 200 orang pengungsi yang bertambah itu berjalan lancar, atas bantuan kenderaan angkutan yang disediakan pihak pemerintah, ditambah sejumlah kendaraan milik warga.

"Peningkatan jumlah pengungsi tergolong pesat, karena mereka tidak tahan menghadapi abu vulkanik," kata Jhonson. (IN)

Pewarta: Imran Napitupulu

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2014