Medan, 6/1 (Antara) - Partai Persatuan Pembangunan Sumatera Utara tidak menghiraukan hasil survei bersifat negatif yang menyatakan partai politik itu akan "tenggelam" dalam Pemilihan Umum tahun 2014.
Dalam peringatan hari lahir (harlah) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ke-41 di Medan, Minggu (5/1) malam, Ketua DPW PPP Sumut Fadly Nurzal mengatakan, partainya sudah sering menerima hasil survei negatif tersebut dalam penyelenggaraan Pemilu sebelumnya.
Ketika reformasi bergulir dan dilaksanakan Pemilu pada 1999, banyak kalangan yang beranggapan PPP akan "selesai" karena dianggap "bagian" dari orde baru.
Apalagi dengan adanya fenomena elemen organisasi keagamaan yang tergabung dalam PPP keluar dan mendirikan parpol tersendiri untuk mengikuti Pemilu 1999.
Seperti Muhammadiyah yang keluar dari PPP dengan mendirikan Partai Amanat Nasional (PAN). Demikian juga dengan Nahdlatul Ulama (NU) yang membentuk Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Namun berbagai survei negatif tersebut tidak terbukti karena parpol dengan lambang Ka'bah itu tetap dipercaya umat rakyat sehingga bisa bertahan di parlemen.
Survei negatif itu muncul lagi menjelang Pemilu 2004. "Namun pak Suryadharma Ali dan pak Bachtiar Chamsah justru menjadi menteri," katanya.
"Terpaan" survei negatif itu kembali melanda PPP dengan menyatakan parpol yang konsisten berasaskan Islam tersebut akan "tamat" pada Pemilu 2009 karena dianggap "partai tua" dan "partai masa lalu".
"Namun buktinya, PPP tetap bertahan juga," kata Ketua Fraksi PPP DPRD Sumut itu.
Karena itu, pihaknya tidak akan berkecil hati jika muncul lagi survei negatif dengan menyebutkan PPP akan "tenggelam" dan ditinggalkan rakyat dalam Pemilu 2014.
Namun, pihaknya juga mendapatkan laporan dari sebuah lembaga survei yang terpercaya mengenai tanggapan masyarakat bahwa parpol bernuansa Islam yang benar-benar dapat dipercaya adalah PPP.
"Kami memberikan apresiasi atas masukan dan prediksi. Apapun namanya, itu catatan penting bagi PPP," kata Fadly tanpa menyebutkan nama lembaga survei yang melaporkan apresiasi positif terhadap PPP itu.
Ia mengatakan, tanpa ada survei negatif itu sekalipun, PPP terus melakukan pembenahan dan memperkuat kekompakan seluruh aparatur partai.
Pihaknya juga terus memperkuat konsolidasi dengan eksternal partai untuk mencari masukan tentang penguatan eksistensi PPP dan memperbaiki berbagai kekurangan yang ada.
"PPP tidak alergi terhadap tanggapan negatif, itu justru menjadi masukan," kata politisi yang kini menjadi caleg DPR RI tersebut. ***1*** (T.I023/B/Suparmono/Suparmono) 06-01-2014 11:16:55
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2014
Dalam peringatan hari lahir (harlah) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ke-41 di Medan, Minggu (5/1) malam, Ketua DPW PPP Sumut Fadly Nurzal mengatakan, partainya sudah sering menerima hasil survei negatif tersebut dalam penyelenggaraan Pemilu sebelumnya.
Ketika reformasi bergulir dan dilaksanakan Pemilu pada 1999, banyak kalangan yang beranggapan PPP akan "selesai" karena dianggap "bagian" dari orde baru.
Apalagi dengan adanya fenomena elemen organisasi keagamaan yang tergabung dalam PPP keluar dan mendirikan parpol tersendiri untuk mengikuti Pemilu 1999.
Seperti Muhammadiyah yang keluar dari PPP dengan mendirikan Partai Amanat Nasional (PAN). Demikian juga dengan Nahdlatul Ulama (NU) yang membentuk Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Namun berbagai survei negatif tersebut tidak terbukti karena parpol dengan lambang Ka'bah itu tetap dipercaya umat rakyat sehingga bisa bertahan di parlemen.
Survei negatif itu muncul lagi menjelang Pemilu 2004. "Namun pak Suryadharma Ali dan pak Bachtiar Chamsah justru menjadi menteri," katanya.
"Terpaan" survei negatif itu kembali melanda PPP dengan menyatakan parpol yang konsisten berasaskan Islam tersebut akan "tamat" pada Pemilu 2009 karena dianggap "partai tua" dan "partai masa lalu".
"Namun buktinya, PPP tetap bertahan juga," kata Ketua Fraksi PPP DPRD Sumut itu.
Karena itu, pihaknya tidak akan berkecil hati jika muncul lagi survei negatif dengan menyebutkan PPP akan "tenggelam" dan ditinggalkan rakyat dalam Pemilu 2014.
Namun, pihaknya juga mendapatkan laporan dari sebuah lembaga survei yang terpercaya mengenai tanggapan masyarakat bahwa parpol bernuansa Islam yang benar-benar dapat dipercaya adalah PPP.
"Kami memberikan apresiasi atas masukan dan prediksi. Apapun namanya, itu catatan penting bagi PPP," kata Fadly tanpa menyebutkan nama lembaga survei yang melaporkan apresiasi positif terhadap PPP itu.
Ia mengatakan, tanpa ada survei negatif itu sekalipun, PPP terus melakukan pembenahan dan memperkuat kekompakan seluruh aparatur partai.
Pihaknya juga terus memperkuat konsolidasi dengan eksternal partai untuk mencari masukan tentang penguatan eksistensi PPP dan memperbaiki berbagai kekurangan yang ada.
"PPP tidak alergi terhadap tanggapan negatif, itu justru menjadi masukan," kata politisi yang kini menjadi caleg DPR RI tersebut. ***1*** (T.I023/B/Suparmono/Suparmono) 06-01-2014 11:16:55
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2014