Medan, 11/12 (Antara) - Petani di Kecamatan Gido, Kabupaten Nias, Sumatera Utara mengeluhkan keberadaan irigasi Gidosebua yang belum dapat difungsikan meski pembangunan fisiknya telah selesai.

Ketika memaparkan hasil reses ke Kepulauan Nias di Medan, Rabu, anggota DPRD Sumut Sudirman Halawa mengatakan, secara fisik irigasi tersebut cukup bagus sejak dibangun sekitar dua tahun lalu.

Persediaan air untuk irigasi yang dibangun dari dana anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) tersebut juga mencukup untuk memenuhi kebutuhan pertanian masyarakat.

Hanya saja, saluran sekunder, tertier, dan saluran "cacing" irigasi tersebut tidak berfungsi sehingga infrastruktur tersebut tidak dapat mengairi lahan pertanian yang ada.

Padahal, kapasitas irigasi tersebut dibangun dengan kemampuan untuk mengairi sekitar 1.250 hektare sawah yang ada di Kecamatan Gido dan sekitarnya.

Menurut dia, irigasi tersebut dibangun untuk mendukung upaya meningkatkan produksi pertanian di Kepulauan Nias guna memperkuat swasembada beras dan ketahanan pangan di Sumut.

Namun sayangnya, niat tersebut masih belum dapat direalisasikan karena infrastruktur pendukung pengairan itu masih terbengkalai dan belum berfungsi sama sekali.

Pihaknya mengharapkan Pemprov Sumut dan Pemkab Nias dapat mengatasi masalah itu dengan memperbaiki bagian irigasi Gidosebua yang masih terkendala.

"Irigasi itu sangat diharapkan masyarakat. Sangat rugi kalau tidak difungsikan, apalagi pembangunannya menghabiskan dana yang besar," kata politisi Partai Golkar tersebut. (I023)

Pewarta: Irwan Arfa

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2013