Medan, 14/11 (Antara) - Kalangan kader dan pengurus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dinilai mengalami problematika psikologis yang sangat membahayakan dan mengancam kemenangan dalam Pemilihan Umum tahun 2014.
Dalam Rapat Kerja Daerah (Rakerda) II PDI Perjuangan Sumut di Medan, Kamis, Ketua DPD PDI Perjuangan Sumatera Utara Panda Nababan mengatakan, problematika psikologis itu berupa persaingan internal untuk meraih kemenangan dalam Pemilu.
Fenomena tersebut muncul karena adanya aturan yang memenangkan caleg yang meraih suara terbanyak dalam mendapatkan kursi di legislatif.
Kondisi itu menyebabkan adanya indikasi persaingan yang tidak sehat di kalangan kader, termasuk di lingkungan pengurus parpol dengan lambang banteng bermoncong putih tersebut.
Kekhawatiran terhadap efek negatif terhadap aturan itu mulai terlihat dengan adanya ketidakkompakan pengurus, termasuk antara ketua dan sekretaris di tingkat cabang.
Pihaknya menilai fenomena itu tidak baik bagi PDI Perjuangan. "Fenomena ini gambaran menyongsong kekalahan," katanya.
Padahal Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri telah mengingatkan seluruh kader dan pengurus untuk menjaga kekompakan, terutama dalam menyambut Pemilu 2014.
"Kalau tidak kompak, 50 persen kekalahan sudah di depan mata," kata Panda dalam kegiatan dengan tema "Pemantapan Strategi Pemenangan Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden 2014" itu.
Selain problematika psikologis itu, ia juga mengkritisi adanya kesan pengurus tingkat cabang yang kurang berkonsultasi dalam penentuan susunan caleg untuk tingkat kabupaten/kota.
Hal itu dirasakan pengurus DPD PDI Perjuangan Sumut yang tidak diikutsertakan dan diajak konsultasi dalam menilai kualitas dan kapasitas caleg yang akan diajukan ke KPU.
Meski demikian, pihaknya tidak akan memperpanjang masalah itu dan lebih menekankan agar pengurus tingkat cabang untuk memperjuangkan caleg-caleg yang telah diajukan tersebut.
"Sekarang, tanggung jawab atas caleg yang ditunjuk. Bantu mereka (untuk meraih kemenangan dalam Pemilu," kata Panda. (I023)
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2013
Dalam Rapat Kerja Daerah (Rakerda) II PDI Perjuangan Sumut di Medan, Kamis, Ketua DPD PDI Perjuangan Sumatera Utara Panda Nababan mengatakan, problematika psikologis itu berupa persaingan internal untuk meraih kemenangan dalam Pemilu.
Fenomena tersebut muncul karena adanya aturan yang memenangkan caleg yang meraih suara terbanyak dalam mendapatkan kursi di legislatif.
Kondisi itu menyebabkan adanya indikasi persaingan yang tidak sehat di kalangan kader, termasuk di lingkungan pengurus parpol dengan lambang banteng bermoncong putih tersebut.
Kekhawatiran terhadap efek negatif terhadap aturan itu mulai terlihat dengan adanya ketidakkompakan pengurus, termasuk antara ketua dan sekretaris di tingkat cabang.
Pihaknya menilai fenomena itu tidak baik bagi PDI Perjuangan. "Fenomena ini gambaran menyongsong kekalahan," katanya.
Padahal Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri telah mengingatkan seluruh kader dan pengurus untuk menjaga kekompakan, terutama dalam menyambut Pemilu 2014.
"Kalau tidak kompak, 50 persen kekalahan sudah di depan mata," kata Panda dalam kegiatan dengan tema "Pemantapan Strategi Pemenangan Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden 2014" itu.
Selain problematika psikologis itu, ia juga mengkritisi adanya kesan pengurus tingkat cabang yang kurang berkonsultasi dalam penentuan susunan caleg untuk tingkat kabupaten/kota.
Hal itu dirasakan pengurus DPD PDI Perjuangan Sumut yang tidak diikutsertakan dan diajak konsultasi dalam menilai kualitas dan kapasitas caleg yang akan diajukan ke KPU.
Meski demikian, pihaknya tidak akan memperpanjang masalah itu dan lebih menekankan agar pengurus tingkat cabang untuk memperjuangkan caleg-caleg yang telah diajukan tersebut.
"Sekarang, tanggung jawab atas caleg yang ditunjuk. Bantu mereka (untuk meraih kemenangan dalam Pemilu," kata Panda. (I023)
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2013