Medan, 16/9 (Antara) - Warga kaki Gunung Sinabung, Kabupaten Karo, Sumatera Utara yang saat ini tinggal di sejumlah tempat pengungsian, masih trauma pasca letusan gunung tersebut pada Minggu (15/9) dinihari.

Salah seorang pengungsi asal Desa Beras Tepu, Aktif Br Sembiring di Kabanjahe, Senin, mengaku masih takut pulang ke rumah pasca letusan Gunung Sinabung, ia dan keluarganya saat ini masih tetap memilih tinggal dipengungsian.

"Kami takut Sinabung meletus lagi, karena itu kami mengungsi ke mesjid. Harta benda kami tinggal, untuk apa kami pikirkan barang-barang di rumah, yang penting selamat," katanya.

Sebelumnya, Sembiring dan keluarganya mengungsi di Wisma BPKP, beberapa kilo meter dari Mesjid Agung Kabanjahe. namun di wisma tersebut sedang digelar kebaktian, Sembiring akhirnya memilih pindah ke Mesjid Agung.

"Kami belum tahu berapa lama di pengungsian ini, kami masih menunggu situasi. Mudah-mudahan ini tidak berlangsung lama," katanya.

Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), tercatat jumlah warga Kabupaten Karo yang mengungsi akibat meletusnya Gunung Sinabung hingga kini mencapai 5.956 jiwa.

Warga yang mengungsi tersebut ditampung disejumlah lokasi pengungsian yang ada di Karo, seperti Jambur Sempakata (2.730 jiwa), GBKP Klasik (590 jiwa), GBKP Kota (1.400 jiwa), Jambur Desa Payung (420 jiwa), Jambur Taras Berastagi (750 jiwa), Masjid Agung (60 jiwa), dan PPWG Kabanjahe (56 jiwa).

Sebagian besar pengungsi berasal dari enam desa yang berada dalam radius 3 km dari Gunung Sinabung. Mereka dievakuasi sesuai rekomendasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).

Ke-enam desa tersebut adalah Simacem, Bekerah, Sukameriah, Sukanalu Teran, Sigarang-garang, dan Mardinding yang berada di Kecamatan Namanteran.***4*** Riza Fahriza

(T.KR-JRD/B/R. Fahriza/R. Fahriza) 16-09-2013 16:54:01

Pewarta: Juraidi

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2013