Dublin, 18/8 (Antara/AFP) - Dua wanita Irlandia ditahan, Sabtu, setelah terperangkap bersama dengan ratusan orang di satu masjid Kairo yang dikepung pasukan keamanan Mesir, kata seorang dari mereka kepada lembaga penyiaran Irlandia.

Kedua orang itu adalah anak dari imam masjid terbesar Irlandia di Dublin dan sedang berlibur di ibu kota Mesir itu bersama dengan seorang saudara perempuan dan seorang saudaranya yang remaja juga berada di masjid itu.

Keluarga itu mengungsi di masjid Al-Fatah setelah puluhan orang tewas dalam bentrokan antara para pendukung presiden terguling Mohamed Moursi dan pasukan keamanan di Kairo, Jumat.

Omaima Halawa, 21 tahun, dan saudaranya Fatima, 23 tahun, ditangkap pasukan keamanan Mesir ketika mereka meninggalkan masjid itu.

Kendatipun telepon genggam mereka diambil, mereka berhasil meminjam satu telepon dan menelepon keluarga mereka di Dublin mengatakan mereka ditahan, kata RTE.

Keberadaan saudara perempuan mereka Somaia, 27 tahun dan saudara laki-laki mereka Ibrahim, 17 tahun, tidak diketahui.

Omaima sebelumnya mengatakan bahwa pasukan keamanan menyemprotkan gas air mata terhadap mereka di dalam gedung itu.

"Kami dikepung di masjid di dalam dan di luar," katanya kepada RTE. "Pasukan keamanan masuk dan menyemprotkan gas air mata ke kami." Keempat orang itu mengunjungi Mesir bersama dengan ibu mereka untuk berlibur sementara ayah mereka, Hussein Halawa tetap tinggal di Irlandia.

Seorang anak dari keluarga itu, Nasaybi, dari rumah mereka di Dublin mengatakan saudara-saudaranya mengalami satu pengalaman yang mengerikan dan dia merasa tidak berdaya.

Dia mengatakan, "kami benar-benar cemas. Kami tidak tahu bagaimana membantu mereka. Kami hanya berusaha mendukung mereka dengan menelepon dan memberikan harapan bahwa mereka akan dapat pulang dengan selamat." Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Irlandia mengatakan staf kedutaan besar telah menghubungi pihak berwenang Mesir untuk berusaha menjamin keselamatan mereka.

Polisi Mesir mengusir para pemrotes dari Masjid itu, Sabtu, setelah satu bentrokan yang termasuk baku tembak, sementara yang tewas dari empat hari aksi kekerasan mencapai 750 orang sejak Rabu, ketika polisi membersihkan dua kamp para pendukung Moursi di ibu kota itu.

Pertumpahan darah itu terjadi setelah 578 orang tewas dalam satu tindakan keras Rabu,yang dilakukan pemerintah sementara yang dibentuk militer dan mendapat kecaman keras internasional.

(Uu.H-RN/A/C003) (Uu.SYS/C/R. Nurdin/A/Chaidar) 18-08-2013 12:16:21

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2013