Medan, 11/8 (Antara) - Umat Islam diharapkan dapat memanfaatkan perayaan Idul Fitri sebagai momentum untuk meningkatkan kemampuan dalam memberikan apresiasi dalam kehidupan beragama, termasuk bagi penganut agama lain.

"Idul Fitri mengajarkan manusia untuk kembali ke 'fitrah'. Sedangkan apresiasi adalah salah satu hak fitrah manusia," kata sosiolog dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sumatera Utara Ansari Yamamah di Medan, Minggu.

Sebelum mendapatkan Idul Fitri, kata Ansari, umat Islam "dilatih" terlebih dulu untuk memiliki berbagai dasar fitrah manusia melalui ibadah puasa di bulan suci Ramadhan.

Melalui ibadah puasa tersebut, umat Islam dilatih untuk mampu mengendalikan berbagai karakter buruk seperti keserakahan, mengambil yang bukan hak, dan keegoisan sebagai manusia.

Di kala menahan lapar dan haus tersebut, umat Islam diyakini merasa kurang mendapatkan apresiasi jika ada orang lain yang makan dan minum di depannya.

Dengan latihan tersebut, umat Islam dapat menyadari bahwa memberikan apresiasi kepada orang sangat diperlukan karena merupakan salah satu hak dan fitrah manusia.

"Kalau apresiasi dalam beragama itu tidak ada, maka kerukunan umat manusia pasti terancam," kata pengurus Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sumut itu.

Pelaksanaan ibadah puasa Ramadhan dan perayaan Idul Fitri juga merupakan upaya untuk mengembalikan umat Islam kepada fitrah kecerdasan sebagai umat beragama.

"Paling tidak, umat Islam dapat bersikap cerdas dalam menempatkan dirinya," ujar Ansari.

Ia mengatakan, penekanan untuk mengembalikan kemampuan guna memberikan apresiasi dalam kehidupan beragama sangat diperlukan karena adanya indikasi penyepelean terhadap aspek tersebut.

Ia mencontohkan adanya sebagian umat Islam yang tidak mengapresiasi bulan suci Ramadhan dengan mempertontonkan ketidakberpuasaannya.

"Bagaimana mungkin meminta nonmuslim menghormati agama kita kalau kita sendiri tidak menghormatinya," ujar dia.

Ketua Pusat Kajian Deradikalisasi IAIN Sumatera Utara mengharapkan umat Islam dapat berperan dan berkontribusi dalam menciptakan hubungan beragama yang baik dengan menunjukkan sikap yang baik.

"Jangan berlagak preman dalam pandangan Tuhan," katanya.

***4*** Zita Meirina (T.I023/B/Z. Meirina/Z. Meirina) 11-08-2013 11:42:55

Pewarta: Irwan

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2013