Medan, 20/7 (Antara) -Manajemen PT. Kereta Api Indonesia memperkirakan kenaikan penumpang Lebaran Idul Fitri tahun ini di Sumatera Utara (Sumut) hanya sekitar empat persen dari normal 6.100 tiket per hari.
"Sumut tidak seperti di Jawa yang penggunaan kereta api untuk mudik Lebaran sangat tinggi," kata Humas PT. Kereta Api Indonesia (KAI) Divre Sumut-Aceh, Rapino di Medan, Sabtu.
Dia mengatakan itu usai simulasi penggunaan kartu VISA dalam pembelian tiket kereta api, setelah penandatangan kerja sama PT. Railink dan VISA dalam pembelian tiket kereta api Bandara Kualanamu.
Dengan perhitungan ada peningkatan penumpang, maka manajemen KAI menambah lokomotif menjadi 29 lokomotif dengan 68 kereta (gerbong) dari hari normal 27 lokomotif dan 60 kereta.
Penambahan itu hanya untuk kereta api Rantau Prapat, Tanjung Balai dan Siantar, sedangkan untuk rute pendek atau lokal seperti Medan-Binjai tidak ada penambahan.
"Penambahan lokomotif dan kereta diyakini menambah kenyamanan penumpang, meski ada kenaikan pembelian tiket," ucapnya.
Dia menjelaskan dari ketersedian tiket yang dipersiapkan sebanyak 8.680 tiket, pemesanan juga belum terlalu banyak atau empat ribuan kursi.
Diperkirakan permintaan melonjak pada "H-3" hingga "H+3" Lebaran Idul Fitri 1434 Hijriah dengan paling banyak untuk dari dan menuju Tanjung Balai.
Masih Murah
Mengenai tarif Kereta Api Lebaran, kata dia akan menggunakan tarif bawah dan atas. Tetapi, hingga 31 Agustus harga jual tiket masih sangat murah atau di bawah tarif bawah.
Untuk tarif Medan-Tanjung Balai, misalnya, masih Rp30.000 dari tarif bawah Rp45.000 dan tarif atas Rp110.000. Sementara ke Siantar tarif Rp30.000 dari tarif bawah Rp40.000.
Anggota DPD RI utusan Sumut, Parlindungan Purba menyebutkan, meski tidak melonjak tajam, namun manajemen KAI harus menjaga kenyamanan penumpang.
Kenyamanan mulai dari pemesanan tiket dan hingga berada di dalam kereta api itu.
"Kenyamanan harus dijaga mengingat kereta api diharapkan menjadi sarana transportasi pilihan penumpang Lebaran," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2013
"Sumut tidak seperti di Jawa yang penggunaan kereta api untuk mudik Lebaran sangat tinggi," kata Humas PT. Kereta Api Indonesia (KAI) Divre Sumut-Aceh, Rapino di Medan, Sabtu.
Dia mengatakan itu usai simulasi penggunaan kartu VISA dalam pembelian tiket kereta api, setelah penandatangan kerja sama PT. Railink dan VISA dalam pembelian tiket kereta api Bandara Kualanamu.
Dengan perhitungan ada peningkatan penumpang, maka manajemen KAI menambah lokomotif menjadi 29 lokomotif dengan 68 kereta (gerbong) dari hari normal 27 lokomotif dan 60 kereta.
Penambahan itu hanya untuk kereta api Rantau Prapat, Tanjung Balai dan Siantar, sedangkan untuk rute pendek atau lokal seperti Medan-Binjai tidak ada penambahan.
"Penambahan lokomotif dan kereta diyakini menambah kenyamanan penumpang, meski ada kenaikan pembelian tiket," ucapnya.
Dia menjelaskan dari ketersedian tiket yang dipersiapkan sebanyak 8.680 tiket, pemesanan juga belum terlalu banyak atau empat ribuan kursi.
Diperkirakan permintaan melonjak pada "H-3" hingga "H+3" Lebaran Idul Fitri 1434 Hijriah dengan paling banyak untuk dari dan menuju Tanjung Balai.
Masih Murah
Mengenai tarif Kereta Api Lebaran, kata dia akan menggunakan tarif bawah dan atas. Tetapi, hingga 31 Agustus harga jual tiket masih sangat murah atau di bawah tarif bawah.
Untuk tarif Medan-Tanjung Balai, misalnya, masih Rp30.000 dari tarif bawah Rp45.000 dan tarif atas Rp110.000. Sementara ke Siantar tarif Rp30.000 dari tarif bawah Rp40.000.
Anggota DPD RI utusan Sumut, Parlindungan Purba menyebutkan, meski tidak melonjak tajam, namun manajemen KAI harus menjaga kenyamanan penumpang.
Kenyamanan mulai dari pemesanan tiket dan hingga berada di dalam kereta api itu.
"Kenyamanan harus dijaga mengingat kereta api diharapkan menjadi sarana transportasi pilihan penumpang Lebaran," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2013