Medan,6/6 (Antara)- Nilai ekspor karet dan barang dari karet Sumut pada tahun ini terus menurun atau tinggal 785,747 juta dolar AS akibat harga jual yang cenderung bertahan rendah.
"Kalau pada Januari - April 2012, nilai devisa dari golongan barang itu sudah mencapai 831,335 juta dolar AS, maka pada periode sama 2013 tinggal 785,747 juta dolar AS,"kata Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Hajizi, di Medan, Kamis.
Penurunan devisa itu dipicu melemahnya harga jual dan itu terjadi hampir di setiap bulan.
Pada April, misalnya, devisa Sumut dari karet itu hanya 192,447 juta dolar AS dari Maret yang sebesar 207,278 juta dolar AS.
Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut, Edy Irwansyah, mengakui, harga ekspor karet memang semakin melemah atau di kisaran 2,5 dolar AS per kg.
"Kalaupun ada kenaikan hanya sesaat untuk kemudian tren menurun lagi.Kondisi itu merupakan dampak kriris global yang masih melanda,"katanya.
Gapkindo, kata dia, masih bersyukur ditengah harga jual yang melemah, sebaliknya volume ekspor tren naik sehingga mampu menekan lebih besarnya penurunan devisa dari kare itu.
Pada triwulan I, ekspor karet dari anggota Gapkindo Sumut naik 9,64 persen menjadi 130.090.224 kg.
"Sulit memprediksi harga jual dewasa ini, tapi negara produsen utama yakni Indonesia, Malaysia dan Thailand terus berupaya meningkatkan harga jual antara lain dengan menjaga volume ekspor agar tidak terjadi 'banjir" karet di pasar yang bisa semakin menurunkan harga jual,"katanya.***3***
(T.E016/B/M. Taufik/M. Taufik)
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2013
"Kalau pada Januari - April 2012, nilai devisa dari golongan barang itu sudah mencapai 831,335 juta dolar AS, maka pada periode sama 2013 tinggal 785,747 juta dolar AS,"kata Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Hajizi, di Medan, Kamis.
Penurunan devisa itu dipicu melemahnya harga jual dan itu terjadi hampir di setiap bulan.
Pada April, misalnya, devisa Sumut dari karet itu hanya 192,447 juta dolar AS dari Maret yang sebesar 207,278 juta dolar AS.
Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut, Edy Irwansyah, mengakui, harga ekspor karet memang semakin melemah atau di kisaran 2,5 dolar AS per kg.
"Kalaupun ada kenaikan hanya sesaat untuk kemudian tren menurun lagi.Kondisi itu merupakan dampak kriris global yang masih melanda,"katanya.
Gapkindo, kata dia, masih bersyukur ditengah harga jual yang melemah, sebaliknya volume ekspor tren naik sehingga mampu menekan lebih besarnya penurunan devisa dari kare itu.
Pada triwulan I, ekspor karet dari anggota Gapkindo Sumut naik 9,64 persen menjadi 130.090.224 kg.
"Sulit memprediksi harga jual dewasa ini, tapi negara produsen utama yakni Indonesia, Malaysia dan Thailand terus berupaya meningkatkan harga jual antara lain dengan menjaga volume ekspor agar tidak terjadi 'banjir" karet di pasar yang bisa semakin menurunkan harga jual,"katanya.***3***
(T.E016/B/M. Taufik/M. Taufik)
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2013