Oleh M. Arief Iskandar & Yuni Arisandy



Jakarta, 9/6 (Antara) - Mantan Pemimpin Umum Kantor Berita ANTARA Parni Hadi menilai bahwa Alm. Ketua MPR RI Taufiq Kiemas adalah orang yang bersifat terbuka dan mudah bergaul.

"Saya kenal Pak Taufiq walaupun kami jarang bertemu. Beliau orang yang 'easy going', bersahabat, dan perhatian. Selain itu, dia juga suka berbicara apa adanya dan 'ceplas-ceplos'," kata Parni Hadi ketika ditemui di Taman Makam Pahlawan Kalibata di Jakarta, Minggu.

Dia menceritakan pengalamannya dahulu bertemu dengan tokoh PDI Perjuangan itu saat ia masih menjabat sebagai Direktur Utama Radio Republik Indonesia (RRI).

"Ketika itu saya menceritakan soal wisma RRI di Kaliurang. Kemudian, Pak Taufiq menyahut dengan terkejut dan berkata 'Oh, itu 'kan rumah bapak saya'," Parni mengisahkan pertemuannya dengan Taufiq Kiemas.

Parni tidak menyangka bahwa Wisma RRI tersebut pernah menjadi rumah kediaman ayah dari seorang Taufiq Kiemas.

Dia menambahkan bahwa Taufiq Kiemas turut mendukung agar RRI dapat menjadi lembaga yang independen.

Selain itu, dia juga mengatakan bahwa Taufiq Kiemas selalu memperhatikan setiap orang yang sedang diajak berbicara.

Selanjutnya, dia menceritakan pengalaman lain dengan Taufiq Kiemas, yaitu ketika bercakap-cakap dengan logat Madiun, dan Taufiq pun langsung mengenali Parni Hadi.

"Pak Taufiq bilang, 'Oh, kamu dari Madiun ya?.' Beliau tahu saya dari Madiun dan langsung mengenali saya. Beliau itu orang yang sangat personal dan suka menyapa orang dari hatinya," katanya.

Namun, dia juga menceritakan bahwa dia sempat memberi pandangan pribadi kepada Taufiq Kiemas mengenai penempatan Pancasila sebagai pilar negara.

Menurut dia, Pancasila bukanlah pilar negara, melainkan sebagai dasar negara. Parni pun menyampaikan pandangannya itu kepada Taufiq Kiemas.

"Saya pikir Pak Taufiq itu orang yang sangat terbuka, dan saya kira beliau menerima pendapat saya," ujar Parni.

Ketua MPR Taufiq Kiemas meninggal dunia pada usia 71 tahun di Singapura, sekitar pukul 19.00 waktu setempat atau pukul 18.00 WIB, Sabtu, setelah sempat dirawat inap dan menjalani perawatan intensif akibat penyakit jantung.

Kondisi kesehatan tokoh PDI Perjuangan itu memburuk sejak kunjungannya bersama Wapres Boediono ke Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT), dalam rangka memperingati hari lahir Pancasila dan mengunjungi situs Bung Karno.(M041/Y012)

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2013