Medan, 31/5 (Antara) - Jumlah investor Sumatera Utara di pasar modal terus naik atau sudah mencapai 16.700 orang hingga Mei di tengah target Pusat Informasi Pasar Modal (PIPM) Medan menambah 10.000 investor baru tahun ini.

"Jumlah investor di pasar modal terus naik atau sudah 16.700 orang dari jumlah di tahun 2012 yang masih 15.872 orang," kata Kepala PIPM Bursa Efek Indonesia Perwakilan Medan, M Pintor Nasution, di Medan, Jumat.

Terjadinya peningkatan jumlah investor itu menyenangkan di tengah ada kekhawatiran berkurangnya minat bermain saham dampak krisis global dan sebaliknya terjadi serbuan investor asing di dalam pergerakan bursa saham Indonesia.

Dia mengakui, PIPM Medan memang melakukan jemput bola mulai ke investor pemula di kalangan mahasiswa hingga membuka kelas khusus untuk mensosialisasikan soal saham d pasar bursa.

Jemput bola khususnya ke kalangan mahasiswa dan pemula itu semakin diakui lebih mudah karena dewasa ini
banyak perusahaan sekuritas yang menyediakan paket investasi dengan nominal rendah atau hanya ratusan ribu Rupiah saja
Untuk mendapatkan investor dari kalangan mahasiswa itu, PIPM Medan sedang berupaya membuka Galeri Investasi di beberapa universitas Sumut.

"Penarikan investor baru juga terbantu dengan kondisi IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) di awal 2013 yang menunjukkan positif," katanya.

Adapun minat investasi investor Sumut dewasa ini ke saham properti dam konstruksi.

Dia menjelaksan, sebenarnya potensi Sumut masih sangat besar karena selain sumber daya alam (SDA)nya bagus, sumber dyaa manusianya juga semakin bagus yang memicu pertumbuhan perekonomian rakyat.

"Perusahaan sekuritas sudah melirik potensi yang besar itu yang ditandai dengan semakin banyaknya jumlah perusahaan yang membuka cabang di Sumut," katanya.

Sedikitnya sudah ada 30 perusahaan sekuritas yang sudah membuka cabang di Sumut.

Anggota DPD RI utusan Sumut, Parlindungan Purba, mengatakan, PIPM Medan sebgaai perpanjangan tangan Bursa Efek di daerah harus benar-benar mengedukasi calon investor secara baik dan benar agar masyarakat tidak dirugikan dari tndakan oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.

"Edukasi dinilai penting karena bukan hanya bisa membantu menekan kerugian masyarakat dari dana yang diinvestasikannya, tetapi juga hilangnya kepercayaan terhadap pasar modal dan nama baik Indonesia," katanya. ***3***
Biqwanto
(T.E016/B/B. Situmorang/B. Situmorang)

Pewarta: Evalisa Siregar

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2013