Medan, 9/5 (Antara) - Surplus neraca perdagangan Sumut dan China pada triwulan I 2013 semakin besar atau mencapai 95, 083 juta dolar AS dibandingkan posisi sama tahun lalu yang masih 13,781 juta dolar AS.
"Surplus perdagangan Sumut dan China yang semakin besar itu menggembirakan karena sebelumnya saat perdagangan bebas ASEAN-China, timbul kekhawatiran besar bahwa perdagangan Sumut terus defisit," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Suharno di Medan, Kamis.
Ekspor Sumut ke China sebesar 323,587 juta dolar AS, sedangkan impor masih senilai 228,505 juta dolar AS, ucapnya.
Nyatanya, perdagangan yang defisit itu tidak terjadi hanya pada China, namun dengan negara lain seperti Singapura, Malaysia, dan Australia.
"Mudah-mudahan ekspor Sumut ke China bisa ditingkatkan, sementara impor mampu ditekan, sehingga perdagangan tetap surplus," ujarnya, berharap.
Ekspor utama Sumut ke Negeri Panda antara lain karet alam, minyak sawit mentah atau "crude palm oil" (CPO), sedangkan impor terbesar berupa pupuk, besi dan baja serta mesin.
Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Sumut, Ivan Iskandar Batubara menyebutkan, China sangat mengetahui potensi Sumut, baik sebagai tempat investasi maupun untuk bekerja sama dalam perdagangan.
Dia menyebutkan, pengusaha Negeri Tirai Bambu semakin banyak yang ingin berinvestasi di Sumut. mulai di sektror jasa hingga perkebunan.
"Keinginan pengusaha China untuk berinvestasi itu harusnya dimanfaatkan pengusaha dan pemerintah Sumut sebaik-baiknya," tuturnya, menambahkan.
***3*** Chandra HN (T.E016/B/C. Hamdani/C. Hamdani) 09-05-2013 16:35:21
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2013
"Surplus perdagangan Sumut dan China yang semakin besar itu menggembirakan karena sebelumnya saat perdagangan bebas ASEAN-China, timbul kekhawatiran besar bahwa perdagangan Sumut terus defisit," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Suharno di Medan, Kamis.
Ekspor Sumut ke China sebesar 323,587 juta dolar AS, sedangkan impor masih senilai 228,505 juta dolar AS, ucapnya.
Nyatanya, perdagangan yang defisit itu tidak terjadi hanya pada China, namun dengan negara lain seperti Singapura, Malaysia, dan Australia.
"Mudah-mudahan ekspor Sumut ke China bisa ditingkatkan, sementara impor mampu ditekan, sehingga perdagangan tetap surplus," ujarnya, berharap.
Ekspor utama Sumut ke Negeri Panda antara lain karet alam, minyak sawit mentah atau "crude palm oil" (CPO), sedangkan impor terbesar berupa pupuk, besi dan baja serta mesin.
Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Sumut, Ivan Iskandar Batubara menyebutkan, China sangat mengetahui potensi Sumut, baik sebagai tempat investasi maupun untuk bekerja sama dalam perdagangan.
Dia menyebutkan, pengusaha Negeri Tirai Bambu semakin banyak yang ingin berinvestasi di Sumut. mulai di sektror jasa hingga perkebunan.
"Keinginan pengusaha China untuk berinvestasi itu harusnya dimanfaatkan pengusaha dan pemerintah Sumut sebaik-baiknya," tuturnya, menambahkan.
***3*** Chandra HN (T.E016/B/C. Hamdani/C. Hamdani) 09-05-2013 16:35:21
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2013