KTT ASEAN Ke-44 dan Ke-45, serta KTT terkait lainnya telah dibuka pada 9 Oktober di Laos. Tiongkok, sebagai negara tetangga, sahabat, dan mitra ASEAN, telah menjadi mitra dagang terbesar bagi ASEAN selama empat tahun berturut-turut, begitu pula sebaliknya.
ASEAN pun menjadi mitra dagang terbesar bagi Hunan. Negara-negara anggota ASEAN menjadi lokasi investasi pebisnis asal Hunan di pasar luar negeri. Tren ini pun dijuluki "upaya 100.000 pebisnis di Laos", sebuah langkah besar-besaran untuk menggerakkan perdagangan antarwilayah Tiongkok-Vietnam, serta motor yang meningkatkan pemutakhiran industri.
Beberapa di antaranya, kaca jenis baru buatan Zhuzhou Kibing yang dibeli berbagai pihak di seluruh dunia dari pabrik yang berlokasi di Malaysia, alat-alat berat SANY yang marak digunakan di Indonesia, aroma mangga dari perkebunan buah Yanjin Shop yang mempererat persahabatan Tiongkok-Kamboja, serta popularitas kuliner pedas Xiang di berbagai negara seperti Singapura dan Malaysia.
Setelah beberapa proyek telah beroperasi, seperti Kereta Tiongkok-Laos, Kereta Cepat Jakarta-Bandung, serta proyek penting lain yang berada dalam naungan "Belt and Road Initiative", semakin banyak warga Hunan dan wilayah-wilayah lain di Tiongkok yang mempererat kerja sama dan pertukaran dengan warga di negara-negara ASEAN. Maka, hal tersebut turut memperluas kemitraan strategis dan komprehensif antara Tiongkok dan ASEAN.
Pada akhir September tahun ini, sebelum KTT ASEAN Ke-44 dan Ke-45, serta KTT terkait lain, Hunan Daily meluncurkan laporan internasional berskala besar, Fortune Favors the Brave--Hunan Entrepreneurs in ASEAN. Laporan ini memuat kisah-kisah inspiratif tentang pebisnis asal Hunan, serta perjuangan mereka, begitu pula inovasi dan kewirausahaan di Laos, Kamboja, Vietnam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura. Laporan ini juga mengupas kecintaan, integritas, dan komitmen pebisnis Hunan setelah meraih kesuksesan.
SOURCE Hunan Today