Medan (ANTARA) - Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) Medan mengukuhkan sembilan guru besar baru dalam berbagai bidang keilmuan yang digelar di Gelanggang Mahasiswa H.M. Arsjad Thalib Lubis, di Medan, Kamis.
Rektor UINSU Prof Nurhayati dalam kesempatan itu mengatakan selama dua tahun ini UINSU sudah tiga kali melaksanakan pengukuhan guru besar.
Pertama pada 11-12 Desember 2023 UINSU mengukuhkan 20 guru besar dalam berbagai bidang keilmuan dan pada 15 Mei 2024 kembali dikukuhkan empat guru besar dalam bidang ilmu Dakwah, Ushuluddin dan Syari’ah serta saat ini kembali dikukuhkan sembilan guru besar baru dalam bidang ilmu Ekonomi Islam, Tarbiyah dan Syari’ah serta satu guru besar dalam Ilmu Biologi khususnya tentang Tanah.
Berangkat dari hal tersebut, tiga kali pengukuhan yang telah dilaksanakan menunjukkan ada konsistensi UINSU Medan untuk terus meningkatkan kualitas dan kuantitas guru besarnya.
"Jika kita merujuk ke belakang, sampai tahun tahun 2022, jumlah guru besar kita hanya 26 orang. Namun dalam dua tahun terakhir, kita berhasil menambah 34 guru besar. Sebuah pencapaian terbesar sepanjang sejarah UINSU Medan," katanya.
Ia mengatakan pertambahan guru besar bukanlah semata-mata pertambahan kuantitas. Namun lebih dari itu, kehadiran guru besar baru adalah isyarat yang paling nyata dan kuat, bahwa sebagai Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN), UINSU Medan terus menerus dan tanpa henti melahirkan dan memproduksi karya-karya ilmiah bermutu yang berguna bagi bangsa dan dan agama.
"Jika sebuah perguruan tinggi secara berkesinambungan mampu melahirkan produk-produk keilmuan berkualitas, maka perguruan tinggi itu tetap hidup dan dibutuhkan oleh masyarakatnya," katanya.
Ia mengatakan perguruan tinggi tetap diharap untuk bisa menjawab berbagai persoalan-persoalan yang muncul di tengah-tengah masyarakat. Namun, jika perguruan tinggi berhenti berproduksi, kendatipun memiliki gedung yang mewah dengan fasilitas lengkap, maka perguruan tinggi itu sesungguhnya telah mati.
Ia mengatakan, saat ini Kementerian Agama telah merumuskan apa yang disebut dengan 8 Program Prioritas atau Asta Cita Kementerian Agama RI. Sebagai PTKIN di bawah Kementerian Agama, maka UINSU harus mendukung sepenuhnya program tersebut dan juga sekaligus memberikan kontribusi konseptualnya.
Adapun 8 Asta cita itu adalah, kerukunan dan cinta kemanusiaan, eko teologi, layanan keagamaan berdampak, pendidikan unggul, ramah dan terintegrasi, pesantren berdaya, pemberdayaan ekonomi rakyat, digitalisasi tata kelola, serta gender dan anak.
Merujuk 8 Asta Cita Kementerian Agama itu, maka menjadi tanggung jawab para guru besar UINSU untuk menerjemahkan kebijakan tersebut, bukan saja dalam bentuk konseptual tetapi juga dalam bentuk praktik dan implementasinya.
Sebagai contoh, sebagai PTKIN, UINSU sebenarnya sedang ditantang bagaimana mampu merumuskan kurikulum yang bermuatan moderat dan cinta. UINSU punya tanggung jawab besar untuk melahirkan lulusan dan alumni yang lebih moderat dan toleran.
Selanjutnya bagaimana para guru besar dan sivitas akademika UINSU Medan dapat menerjemahkan pesan-pesan yang berpihak kepada kemaslahatan alam dan lingkungan hidup.
Demikian juga dengan pemberdayaan ekonomi rakyat yang ditandai dengan penurunan tingkat kemiskinan dan kefakiran di tengah masyarakat dan lain-lain.
"Jika disimpulkan, 8 Asta Cita ini adalah satu bentuk perwujudan dari visi Kementerian Agama yaitu, kehidupan maslahat bagi umat dan rakyat Indonesia," katanya.