Medan (ANTARA) - Praktisi Kesehatan dr Cashtry Meher mengatakan kolaborasi lintas sektor diperlukan untuk membuat kebijakan yang fokus utamanya adalah perbaikan kualitas hidup masyarakat, dengan memperhitungkan aspek kesehatan demi mengurangi angka penyakit tidak menular.
"Artinya, sangat penting adanya kolaborasi antara semua pihak demi mengurangi angka penyakit di masyarakat, terutama penyakit tidak menular," katanya di Medan, Selasa.
Sebagai upaya menurunkan berbagai faktor risiko kesehatan, pendekatan pragmatis pengurangan risiko (harm reduction) juga perlu dipertimbangkan dalam pembuatan kebijakan.
Misalnya, bagi masyarakat yang sulit mengubah perilaku berisiko, menyediakan alternatif lebih rendah risiko, seperti produk makanan, minuman reformulasi dan produk tembakau alternatif bisa menjadi langkah komplementer untuk mengurangi dampak kesehatan akibat diet tidak seimbang dan kebiasaan merokok.
"Saya menyarankan agar kebijakan kesehatan di Medan menitikberatkan pada sinergi antara pemerintah, tenaga kesehatan, sektor swasta, dan masyarakat, sehingga tantangan kesehatan dapat kita hadapi bersama," katanya.
Selain itu, kata dia, kebijakan haruslah berpijak pada ilmu pengetahuan terbaru. Jika ada konsep pengurangan risiko yang terbukti banyak manfaatnya, diharapkan pembuatan kebijakan bisa turut mengikuti perkembangan ini.
Ia menekankan pentingnya pemberdayaan komunitas dan LSM untuk menjalankan program edukatif dan preventif dengan pendekatan yang lebih personal, serta mendorong terciptanya dukungan sosial kuat dalam mengadopsi gaya hidup sehat.
Selain itu, diperlukan upaya edukatif oleh tenaga kesehatan, yang berperan penting dalam menyebarluaskan konsep pengurangan bahaya dan berinteraksi langsung dengan masyarakat yang rentan.
"Dengan bekerja bersama dan terbuka terhadap pendekatan-pendekatan inovatif seperti pengurangan risiko, kita bisa menjangkau masyarakat yang berperilaku berisiko secara holistik dan mengurangi prevalensi penyakit tidak menular dengan lebih efektif," katanya.
Tak kalah penting, penguatan infrastruktur layanan kesehatan juga berperan penting dalam mendukung kampanye dan edukasi publik yang terkoordinasi.
Sektor pendidikan juga harus memastikan bahwa kebijakan yang diimplementasikan didasarkan pada data ilmiah. Sama halnya dengan upaya mengurangi risiko pada produk tembakau.
Selain itu, menurutnya, jika pengurangan bahaya yang diterapkan pada produk tembakau alternatif dapat dibuktikan berbasis riset dan data, pendekatan ini perlu dimaksimalkan sebagai upaya beralih dari kebiasaan merokok.
"Kebijakan dan program-program hasil kolaborasi lintas sektor juga perlu melakukan monitoring dan evaluasi terpadu secara berkala untuk mengukur efektivitasnya. Pembuat kebijakan, akademisi dan organisasi non-pemerintah dapat bekerja sama dalam mengembangkan indikator kinerja utama dan melaporkan hasilnya. Evaluasi ini penting untuk perbaikan program di masa mendatang, sehingga dapat terus disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Praktisi: Perlu kolaborasi untuk kurangi angka penyakit tidak menular