Berkah dari pintu 19 Masjid Nabawi, apa itu ?
Minggu, 21 Juli 2024 15:10 WIB 27661
Namun, jamaah yang meninggalkan shalat jenazah di kedua masjid itu kemungkinan karena jamaah belum mengerti filosofi di balik do'a-do'a setelah takbir pada shalat jenazah yang dilakukan di Masjid Haram atau Masjid Nabawi. Di Tanah Air umumnya setelah takbir ketiga do'a yang dibaca hanyalah untuk orang yang meninggal.
Sementara praktik di Masjid Haram dan Masjid Nabawi, do'a yang dipanjatkan setelah takbir ketiga shalat jenazah ditujukan untuk diri sendiri, umat Islam, baru kemudian untuk orang yang meninggal.
Dengan demikian, shalat jenazah pada hakikatnya juga mendoakan diri sendiri yang sangat utama karena dilakukan di Masjid Haram dan Masjid Nabawi yang diyakini keutamaannya lebih tinggi dibanding di masjid lainnya.
Menurut Ariful, shalat jenazah memiliki keutamaan karena mendapat kebaikan sebesar 1 qirath. Satu qirath adalah satuan berat yang tak terkira yang dilukiskan setara dengan bobot Gunung Uhud yang pada aslinya memanjang sejauh 7 km.
Dengan demikian, ketika shalat jenazah yang di dalamnya terdapat do'a dipanjatkan untuk diri sendiri dan orang lain, maka kebaikannya akan berbalik tak terkira pada yang menunaikan.
Shalat jenazah juga memiliki filosofi yang dapat dicontoh untuk berdo'a sehari-hari. Inti dari shalat jenazah adalah do'a yang dipanjatkan setelah takbir ketiga.
Namun, do'a tersebut diawali dengan membaca Surat Al Fatihah setelah takbir pertama dan membaca shalawat nabi setelah takbir kedua. Urutan itu bermakna do'a yang baik dipanjatkan dengan terlebih dahulu memuji pada Tuhan. Pujian pada Tuhan yang terbaik tergambar pada Surat Al Fatihah yang dibaca setelah takbir pertama.
Berikutnya, setelah memuji pada Tuhan, dianjurkan bershalawat pada nabi seperti pada bacaan setelah takbir kedua pada salat jenazah. Baru setelah itu do'a untuk diri sendiri, kaum Muslim, dan tentu bagi yang meninggal.