Malang (ANTARA) - Polri membantah data Suporter Arema yang menyebut korban meninggal dunia atas tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, lebih dari 125 orang.
"Tim DVI kerja sama dengan persatuan dokter forensik Jatim dan seluruh rumah sudah identifikasi. Sampai hari ini ada 125 korban meninggal dunia, tidak ada tambahan," kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol. Dedi Prasetyo di Malang, Selasa.
Irjen Pol. Dedi Prasetyo berharap korban meninggal dunia tidak bertambah. Untuk itu, dia menginginkan data korban tragedi Kanjuruhan terpusat.
Baca juga: Kompolnas sebut tidak ada perintah penggunaan gas air mata di Kanjuruhan
"Semoga tidak ada lagi yang meninggal. Kerja sama media, literasi pada semua," ujarnya.
Sebelumnya, Dirigen Aremania Yuli Sumpil menyebutkan jumlah korban jiwa atas tragedi Kanjuruhan Malang lebih dari 125 orang. Bahkan, pada hari Senin (3/10), korban meninggal dunia bertambah satu orang. Data itu diyakini masih bertambah.
Menurut dia, angka 125 korban jiwa itu tidak sebanding dengan kondisi lapangan. Puluhan ribu suporter Arema terjebak di dalam Stadion Kanjuruhan setelah pertandingan Arema melawan Persebaya pada Sabtu (1/10) malam.
"Kami berupaya untuk mengumpulkan data karena suporter yang datang tidak hanya dari Malang Raya, tetapi ada yang dari Probolinggo, Blitar, bahkan Lampung," kata dia.
Satu korban tambahan pada hari ini, kata Yuli, tidak dirawat di rumah sakit yang ada di Malang, tetapi setelah kejadian langsung dibawa ke rumah sakit di Blitar.
Polri bantah korban meninggal tragedi Kanjuruhan lebih dari 125 orang
Selasa, 4 Oktober 2022 16:43 WIB 3119