"Sebanyak 5,3 juta anak itu tersebar di 19 provinsi di 114 kabupaten/kota,” kata Siti Nadia Tarmizi yang dikonfirmasi di Jakarta, Jumat sore.(7/1)
Nadia mengatakan masih ada masyarakat yang menolak vaksin kepada anak dengan alasan ragu akibat pengaruh berita bohong atau hoaks.
"Adapun alasan mereka yang menolak itu cukup beragam. Masih tidak percaya, takut efek samping, masalah hoaks juga,” katanya.
Nadia mengimbau orang tua tidak perlu ragu menyertakan anak mereka dalam vaksinasi COVID-19.
“Tentunya kita harus yakin karena pemerintah sudah melalui berbagai kajian termasuk keamanan penggunaan vaksin ini di mana manfaat sangat besar dalam proteksi anak-anak," katanya.
Baca juga: Dinkes Medan imbau puskesmas proaktif ajak lansia divaksin
Secara terpisah Anggota DPR-RI Fraksi Partai Golkar Wenny Haryanto mengemukakan manfaat vaksin COVID-19 untuk anak dapat melindungi dari paparan COVID-19 dan memberikan keamanan saat melaksanakan pembelajaran tatap muka.
Manfaat yang lain, kata Wenny, merangsang sistem kekebalan tubuh, mengurangi risiko penularan tubuh, dan mengurai dampak berat dari virus.
“Terkait COVID-19 yang bermutasi tidak perlu ditakuti, namun kita juga tidak boleh menyepelekan hal tersebut, oleh karena itu kita harus menyiapkan langkah preventif untuk menghadapi virus COVID-19 yang bermutasi," katanya.
Langkah preventif yang dimaksud berupa mematuhi protokol kesehatan dan menjaga imun tubuh agar tetap stabil melalui aktivitas yang sehat.
Ia menambahkan masyarakat Indonesia yang sudah menerima vaksin COVID-19, baik yang dewasa maupun anak-anak saat ini masih dalam keadaan sehat dan beraktivitas seperti sedia kala.
"Sehingga vaksin yang beredar saat ini boleh dikatakan aman digunakan oleh siapa saja dalam hal ini bisa digunakan untuk anak-anak," ujarnya.